"Nanti saya akan coba mendekati beberapa kementerian terkait, agar diberikan privilege, sehingga program pemerintah bisa paralel dengan program komersial. Misalnya beli tebu atau gula petani lalu jual. Jadi tidak ada subsidi," jelasnya.
"Jadi kombinasi antara penugasan, program pemerintah, dan komersial," pungkasnya.
Baca juga: Rest Area Km 260B Banjaratma, Eks Pabrik Gula yang Kini Jadi Daya Tarik di Tol Pejagan-Pemalang
Ketua Pusat Koperasi Primer Tebu Rakyat (PKPTR) Kabupaten Malang, KH Hamim Kholili mengaku berterimakasih dengan perintah Arief kepada PG Rajawali 1 untuk membeli gula kristal petani seharga Rp 11.500.
"Ini yang petani harapkan. Agar petani tidak beralih ke komoditas lain," ungkapnya saat ditemui, Selasa.
Hal itu, menurut Hamim telah dilakukan oleh PG Rajawali 1 unit Krebet pada lelang pertama. Dimana PG Rajawali 1 unit Krebet membeli gula kristal petani seharga Rp 12 ribu.
"Pada lelang pertama kita melepas sebanyak 2100 ton. Lelang berikutnya kita sudah menyiapkan sekitar 3200 ton," ujarnya.
Hamim optimis tahun ini gula lokal tidak akan kalah dengan gula import, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya yang sempat membuat harga gula kristal petani anjlok. Sebab dipastikan gula import akan lebih mahal apabila masuk ke Indonesia.
"Kalau tahun lalu gula import harganya Rp 12 ribu. Kalau tahun ini Rp 19 ribu. Jadi lebih mahal," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.