KOMPAS.com - Taman Hutan Raya Ir H Djuanda terletak di Kompleks Tahura Jalan Ir H Juanda No 99, Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Area ini berupa kawasan asri konservasi terpadu alam sekunder dengan berbagai tanaman serta jenis pinus. Selain itu, ada beragam wisata yang terdapat di tempat ini.
Taman Hutan Raya Ir H Djuanda ini juga disebut Tahura Djuanda
Taman Hutan Raya Ir H Djuanda terletak di Sub-Daerah Aliran Sungai Cikapundung dan DAS Citarum yang membentang dari Curug Dago, Dago Pakar, hingga Curug Maribaya.
Taman Hutan Raya Ir H Djuanda berada di lahan seluas 526.98 hektar dengan 2.500 pohon yang didominasi oleh Pohon Pinus, Bambu, dan berbagai tumbuhan bawaan seperti Tekkan.
Berbagai habitat fauna juga terdapat di kawasan ini, di antaranya musang, tupai, kera, burung kepondang, buurng kutilang, serta ayam hutan.
Taman Hutan Raya Ir H Djuanda yang membentang dari kawasan Pakar dan Maribaya ini memiliki panorama alam yang sangat indah ditambah suasana udara yang sejuk dan rindang.
Kawasan ini juga memiliki spot menarik dan ragam wisata yang bisa dikunjungi, yaitu:
Gua Belanda berjarak 500 meter dari pintu masuk Taman Hutan Raya Ir H Djuanda,
Gua ini adalah gua buatan manusia yang merupakan peninggalan pada masa kolonial Belanda.
Baca juga: Hutan Menyala, Wisata Malam di Tahura Djuanda Bandung yang Penuh Warna
Awalnya, gua yang dibangun pada 1901 digunakan sebagai kebutuhan pembangkit listrik tenaga air oleh perusahaan.
Pada tahun 1941, gua menjadi markas Belanda yang juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan senjata, pusat komunikasi, hingga sebagai penjara.
Pada gua ini, wisatawan dapat menemukan 15 lorong dan dua pintu setinggi 3,2 meter dengan luas plataran 0,6 hektar.
Tidak terlalu jauh dari Gua Belanda, wisatawan dapat menemukan Gua Jepang yang hanya berjarak 300 meter.
Wisatawan dapat mengunjungi Gua Jepang yang dibangun pada 1942 oleh militer Jepang. Konon, gua ini dibangun dengan sistem kerja paksa atau Romusha.
Gua yang pernah menjadi barak militer ini memiliki empat pintu masuk dan dua lubang penjagaan. Di sini juga, ada bungker yang berjumlah 18 yang masih terlihat asli.
Tebing Kerato merupakan obyek wisata yang populer di kalangan anak muda, terutama penggiat media sosial.
Dari atas tebing yang memiliki ketinggian 1.200 mdpl, wisatawan dapat melihat pemandangan hijau Taman Hutan Raya Ir H Djuanda.
Waktu terbaik mengunjungi kawasan ini adalah saat matahari terbit maupun terbenam, karena pemandangannya eksotis terkena cahaya matahari.
Curug Omas memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan kedalaman air sekitar 10 meter. Curug ini juga dikenal sebagai Curug Maribaya karena lokasinya berada di kawasan wisata Maribaya, Lembang, Bandung.
Curug Omas merupakan titik bertemunya dua aliran sungai, yaitu Sungai Cikawari dan Sungai Cigulung yang kemudian menyatu dalam aliran Sungai Cikapundung Hulu.
Kawasan ini sesuai untuk membuat hati dan pikiran rileks karena pemandangan air terjun yang masih jernih dan area sekitarnya masih asri.
Baca juga: Tebing Keraton di Bandung, Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute
Curug Dago berada di ketinggian 800 mdpl dengan tinggi air terjun 12 meter. Curug ini terbentuk dari aliran lava letusan Gunung Tangkuban Perahu.
Tidak jauh dari lokasi curug, ada kaldera yang merupakan peninggalan dari letusan Gunung Sunda.
Curug Dago juga mempunyai dua prasasti, yaitu Prasasti Chulalongkom dan Prasasti Prajadhipok yang merupakan peninggalan Raja Siam.
Untuk wisatawan yang berkunjung ke Taman Hutan Raya Ir H Djuanda akan diminta membayar tiket masuk sebesar Rp 15.000 (wisatawan nusantara) dan Rp 55.000 (wisatawan mancanegara).
Wisatawan yang membawa kendaraan diminta membayar tarif parkir, yaitu:
Jam Buka Taman Hutan Raya Ir H Djuanda
Taman Hutan Raya Ir H Djuanda mulai dibuka pada pukul 07.30 sampai 17.00 WIB.
Sumber:
tahuraindonesia.com
www.traveloka.com