Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kisah Pengantin yang Viral di Medsos, Tewas Disiram Air Keras hingga Mempelai Pria Tak Datang di Resepsi (2)

Kompas.com - 26/05/2022, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video yang merekam sepasang pengantin remaja, viral di media sosial.

Sepasang pengantin tersebut masih duduk di bangku SMP. Mempelai pria, MF masih berusia 15 tahun dan mempelai wanita, NS berusia 16 tahun.

Mereka tercatat sebagai warga Pallae, Kelurahan Wiring Palammae, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Mereka menikah secara siri dan menggelar resepsi pada Minggu (22/5/2022).

Baca juga: Dua Remaja di Wajo Menikah, Mempelai Pria Masih Berusia 15 Tahun, Pernikahan Dilakukan Secara Siri

Tak hanya pernikahan di Wajo. Beberapa pernikahan juga viral di media sosial.

Di Cianjur, seorang perempuan yang baru menikah 1,5 bulan tewas setelah disiram suaminya, warga negara asal Timur Tengah. Sementara di Magetan, seorang pemuda diamankan polisi setelah dilaporkan tak datang di acara akad nikah.

Dan berikut 5 kisah pengantin yang viral di media sosial:

1. Tewas disiram air keras oleh suami

Polisi memasang garis polisi di lokasi kejadian seorang istri di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tewas di tangan suami dengan cara disiram dengan air keras.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Polisi memasang garis polisi di lokasi kejadian seorang istri di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat tewas di tangan suami dengan cara disiram dengan air keras.
S (21), seorang ibu rumah tangga di Cianjur, Jawa Barat tewas setelah disiram suaminya, AL (47) yang baru menikahinya 1,5 bulan secara siri.

Belakangan AL diketahui sebagai warga negara asing asal Timur Tengah.

Peristiwa yang menewaskan S terjadi rumahnya orangtua korban di Kampung Muncul, RT 002 RW 007, Desa Sukamaju, Cianjur, Sabtu (20/11/2021) dini hari.

Pelaku kemudian ditangkap di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten sata akan kabur ke negara asalnya, Arab Saudi pada Sabtu (20/11/2022).

Baca juga: Kisah Pengantin Baru di Cianjur Berakhir Tragis, Istri Disiram Air Keras hingga Tewas

2. Di Magetan, pengantin perempuan sendirian di pelaminan

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi
RD, seorang pengantin perempuan asal Kecamatan Maospati, Magetan, Jawa Timur seorang diri pelaminan karena sang mempelai pria tak datang pada Minggu (8/5/2022)

Mempelai pria adalah Gandi, warga Desa Jonggrong, Kabupaten Magetan.

Menurut keluarga mempelai perempuan, kaburnya mempelai lelaki berawal dari keberatannya terhadap mahar perkawinan berupa uang Rp 2 juta dan satu set perhiasan.

Gandi mengaku membatalkan pernikahan tiga hari sebelum akad nikah digelar karena sejumlah permasalahan yang dihadapi jelang pernikahan.

Baca juga: Pengantin Pria Kabur di Hari Pernikahan, Gandi: Kalau Biaya Resepsi Tak Diganti, Orangtua Saya Dipenjara

Salah satunya adalah masalah biaya make up pengantin yang cukup tinggi.

Walau sudah membatalkan perniahan, atas saran orangtuanya, resepsi tetap digelar. Untuk menambah biaya hiburan musik, orangtua Gandi meminta anaknya untuk menggadaikan motor yang ia punya.

Gandi sekarang bekerja di kebun sawit di Kalimantan untuk mengumpulkan uang agar bisa mengganti biaya pernikahannya yang gagal.

Baca juga: Pengantin Laki-laki di Magetan Kabur di Hari Pernikahan, Keluarga Mempelai Perempuan: Bermula Persoalan Maskawin Rp 2 Juta

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Air Terjun Lubuk Hitam di Padang: Daya Tarik, Keindahan, dan Rute

Air Terjun Lubuk Hitam di Padang: Daya Tarik, Keindahan, dan Rute

Regional
Motif Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Pelaku Terlanjur Malu

Motif Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo, Pelaku Terlanjur Malu

Regional
Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Nasib Pilu Siswi SMP Diperkosa Ayah Kandung Usai Mengadu Dicabuli Kekasihnya

Regional
Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Viral, Video Bocah 5 Tahun Kemudikan Mobil PLN, Ini Kejadian Sebenarnya

Regional
Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Detik-detik TKW Asal Madiun Robohkan Rumah Hasil Kerja 9 Tahun di Hongkong

Regional
Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Menanti Pemekaran Indramayu Barat, Antara Mimpi dan Nyata

Regional
Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Pelaku Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Ditangkap, Sempat Kabur ke Ngawi

Regional
Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Surat Tanah, PJ Walikota Tanjungpinang Belum Diperiksa

Regional
Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Anggota Timses di NTT Jadi Buron Usai Diduga Terlibat Politik Uang

Regional
Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Regional
Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Pengurus Masjid Sheikh Zayed Solo Sempat Tolak Ratusan Paket Berbuka Terduga Penipuan Katering

Regional
Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Mengenal Lebaran Mandura di Palu, Tradisi Unik untuk Mempererat Tali Persaudaraan

Regional
Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Pulisan di Sulawesi Utara: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Ketua DPRD Kota Magelang Jawab Rumor soal Maju Pilkada 2024

Regional
Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Order Fiktif Takjil Catut Nama Masjid Sheikh Zayed, Pengurus: Terduga Pelaku Ngakunya Sedekah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com