NUNUKAN, KOMPAS.com – Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi membuat tiga kecamatan di Nunukan, Kalimantan Utara, kembali kebanjiran.
Ketiga kecamatan itu adalah Lumbis, Sembakung Atulai dan Sembakung.
Wilayah perbatasan RI – Malaysia ini memang menjadi langganan banjir.
Pasalnya, ada pertemuan sungai di wilayah ini. Sungai yang ada di Lumbis Pensiangan bermuara di Malaysia, sementara sungai di Kecamatan Lumbis Hulu berasal dari Krayan.
Baca juga: Polisi Bongkar Penyelewengan BBM Bersubdisi di Perbatasan RI–Malaysia
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan Arief Budiman mengatakan, tahun ini bencana banjir terjadi cukup intens. Bahkan sudah tiga kali.
"Tahun 2022, wilayah Lumbis, Sembakung Atulai dan Sembakung sudah kebanjiran tiga kali. Januari, Maret dan Mei," kata Arief saat dihubungi, Rabu (25/5/2022).
Air yang berasal dari dua sungai tersebut menyatu dan akhirnya membuat wilayah daerah aliran sungai (DAS) terendam
Data BPBD Nunukan mencatat, ketinggian banjir mencapai 5,2 meter di areal sekitar sungai.
"Normal ketinggian air di sungai itu 3 meteran. Artinya banjir yang melanda tiga kecamatan tersebut tingginya sekitar 2,2 meter," jelasnya.
Baca juga: Pembangunannya Habiskan Rp 80 Juta, Pos Pantau di Perbatasan RI-Malaysia Dianggap Tak Layak
Arief menegaskan, selain faktor cuaca, banjir yang langganan terjadi di perbatasan RI – Malaysia ini akibat adanya penebangan pohon yang masif di Malaysia.
Kawasan tersebut dikonvensi menjadi perkebunan kelapa sawit, sehingga hutan yang tadinya bisa meresap air, tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
"Akhirnya Nunukan mendapat banjir kiriman. Kalau di Jakarta banjir kiriman dari Bogor, kalau di Nunukan, kiriman dari Malaysia," kata Arief.