KOMPAS.com - Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Kepri Kombes Teguh Widodo mengatakan, pelaku yang membobol uang nasabah Bank Riau Kepri cukup profesional.
Diketahui, para pelaku yakni berinisial VT WN Bulgaria, JP WNI, CC WNI, dan A WNA yang masih dalam daftar pencarian orang (DPO).
“Ini kejahatan cyber internasional, tentu ini dilakukan oleh orang-orang profesional yang memiliki kemampuan. Kami baru menangkap tiga pelaku yang terlibat,” kata Teguh, saat ungkap kasus, Selasa (24/5/2022), dikutip dari TribunBatam.id.
Baca juga: Cerita Gibran Dimarahi Ibu-ibu Saat Punguti Sampah di CFD: Dikira Petugas DLH
Bukan itu saja, Teguh juga menyebut, modus aksi kejahatan yang dilakukan para pelaku ini cukup canggih.
“Ini merupakan tindak pidana dengan modus yang cukup canggih,” kata Teguh di Mapolda Kepri, Rabu (25/5/2022).
Saat berkasi, kata Teguh, para pelaku membekali dirinya dengan peralatan canggih.
"Salah satu alat yang dimiliki para pelaku bernama VIP Card, yang merupakan kartu magnetik kosong yang digunakan pelaku untuk melakukan aksinya," ujarnya.
Baca juga: WNA Bulgaria Bobol Uang Nasabah dengan VIP Card, Polisi: Modus Cukup Canggih
Teguh menceritakan, dalam melakukan aksinya, para pelaku ini meletakkan alat perangkat pembaca kartu cip di ATM milik Bank Riau Kepri.
Bukan itu saja, sambung Teguh, pelaku juga memasang dan mengambil Deep Insert Skimming serta alat pembaca pita magnetik kartu ATM.
"Ketiga pelaku ini juga memasang alat penutup untuk menekan pin yang seolah-olah perangkat milik Bank Riau Kepri," jelasnya.
Teguh mengatakan, selain memiliki peralatan canggih, para pelaku ini juga memilki kemampuan untuk melakukan olah data dan transkipsi data.
Hal itu terbukti setelah mereka melakukan aksinya.
Saat melancarkan aksinya, para pelaku ini merekam beberapa nasabah yang pernah melakukan transaksi.
Baca juga: Terbongkar, Otak Pembobolan Uang Nasabah Bank Riau Kepri WNA Bulgaria
Setelah itu, mereka mengambil data milik nasabah tersebut dan memindahkannya ke kartu pita magnetik kosong yang biasa disebut kartu Alfamart.
Setelah data dipindahkan, data tersebut diolah kembali menggunakan alat electronic data capture (EDC).
Dengan menggunakan alat itu, pelaku kemudian memindahkan data yang sudah diambil ke kartu kosong.
"Data-data itu tidak sepenuhnya dikerjakan oleh VT. Akan tetapi VT meminta bantuan oleh rekannya berinisial A yang merupakan WNA untuk mentranskipkan data dan setelah itu kembali dikirimkan ke VT. Saat ini A sudah masuk ke daftar DPO dan saat ini kami terus melakukan pengembangan," kata Teguh dikutip dari TribunBatam.id.
Baca juga: Kerugian Skimming Bank Riau Kepri Capai Rp 800 Juta, 3 Pelaku Tertahan di Bali
Setelah itu, kartu yang telah diisi data nasabah, digunakan pelaku untuk menarik dana atau mentrasfer uang dari bank lain.
“Totalnya ada senilai 800 juta Rupiah, namun yang tersisah saat ini tinggal 250 juta. Selebihnya sudah dipergunakan para pelaku,” ujarnya.
Dari kejahatan itu, uang yang berhasil dikumpulkan pelaku pun telah digunakan untuk keperluan di Bali.
Baca juga: WN Bulgaria Terlibat dalam Kasus Skimming Bank Riau Kepri, Polisi: Dilakukan sejak April 2022
(Penulis : Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor : Reni Susanti)/TribunBatam.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.