Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Antarperguruan Silat Kerap Terjadi di Akar Rumput, Sosiolog: Mereka Belum Menghayati Nilai

Kompas.com - 24/05/2022, 21:42 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Bentrokan dua perguruan silat kembali terjadi. Minggu (22/5/2022), dua kelompok perguruan silat terlibat perselisihan di Kota Madiun, Jawa Timur.

Drajat Tri Kartono, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, memandang bahwa konflik antarperguruan silat kerap terjadi di level akar rumput.

Kenapa akar rumput rentan terlibat konflik?

Menurut Drajat, kelompok tersebut banyak dihuni oleh orang-orang muda. Saat berada di dalamnya, pemuda-pemuda akan membangun hubungan. Selain itu, dengan berada di kelompok, mereka merasa memiliki identitas.

“Namun, mereka hanya mengambil simbol-simbolnya saja dan belum menghayati nilai-nilai,” ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).

Baca juga: Pulang Halalbihalal, 2 Perguruan Silat di Madiun Terlibat Bentrok, Massa Saling Lempar Batu

Ketika mereka mendapat serangan, misal dilempari batu seperti kasus di Madiun, pemuda-pemuda itu merasa bahwa yang diserang adalah kelompoknya, bukan diri pribadinya.

Ketika ada seorang anggota terkena serangan, teman-temannya yang lain akan turut bergerak membalas. Apalagi, kata Drajat, sekarang ada media sosial yang bisa menjadi alat mobilisasi massa.

Di sisi lain, Drajat menilai bahwa apa yang ditunjukkan para pemuda di akar rumput adalah perwujudan jiwa korsa mereka.

“Ada nilai identitas bersama yang menyatukan mereka, hingga akhirnya terwujudlah semangat dalam satu kelompok, esprit de corps,” ucapnya.

Baca juga: Agar Bentrok Tak Terulang, Akar Sejarah Konflik Antarperguruan Silat Harus Diputus

Drajat mengatakan, para pemuda itu menyatukan diri lewat kekuatan fisik. Ada semangat membela kelompok yang ditunjukkan dengan ranah fisik. Ketika fisik terganggung, mereka akan marah.

“Padahal, tingkat teritinggi itu bukan lagi fisik, melainkan nilai, kehormatan, itu yang dibela,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Drajat menyarankan agar para sesepuh perguruan silat bisa lebih mengajarkan soal nilai kepada juniornya.

Baca juga: Buntut Bentrok 2 Perguruan Silat di Madiun, Wali Kota Larang Gelar Halalbihalal

Ia menjelaskan, hierarki yang terdapat dalam perguruan silat semestinya bisa dimanfaatkan para sesepuh untuk menanamkan nilai-nilai luhur pencak silat kepada para junior.

Drajat menyampaikan, karena ada hierarki, para junior tentunya akan melaksanakan apa yang disampaikan senior-seniornya.

“Pendekatan nilai lewat hierarki ke jalur peer group (kelompok teman sebaya) itu efektif, asalkan intensif. Para junior tentunya akan menurut dan menghormat kepada sesepuh,” tuturnya.

Hanya saja, bila penyaluran nilai dalam jalur hierarki tersebut tidak efektif, berarti ada masalah dalam kelompok tersebut.

Baca juga: Dipicu Masalah Atribut, 14 Anggota Perguruan Silat di Solo Lakukan Pengeroyokan, Termasuk Ketuanya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com