Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar Bentrok Tak Terulang, Akar Sejarah Konflik Antarperguruan Silat Harus Diputus

Kompas.com - 24/05/2022, 19:11 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

KOMPAS.com - Dua kelompok perguruan silat bentrok di dua titik di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (22/5/2022) sore. Para pesilat itu saling kejar dan lempar batu.

Peristiwa ini terjadi ketika massa salah satu perguruan pencak silat dalam perjalanan pulang seusai mengikuti acara halalbihalal di wilayah Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Madiun Kota AKBP Suryono mengatakan, saat kelompok itu dalam perjalanan pulang, tiba-tiba ada lemparan batu yang akhirnya timbul saling lempar.

Bentrokan antarperguruan silat ini bukanlah yang kali pertama terjadi, tak hanya di Madiun, tetapi juga daerah-daerah lain.

Baca juga: Pulang Halalbihalal, 2 Perguruan Silat di Madiun Terlibat Bentrok, Massa Saling Lempar Batu

Sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono, mengatakan, agar kejadian serupa tidak berlarut, kekerasan antarperguruan silat harus dihentikan.

Caranya yakni dengan mengetahui akar sejarah konflik dan kemudian memutusnya.

“Apa hanya karena masalah sederhana, kayak tersinggung, dilempari batu, dan lain-lain? Atau pada level tinggi lagi, seperti perbedaan aliran pandangan dari guru-gurunya? Atau nilai-nilai kepercayaan kebenaran yang mereka percaya?” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/5/2022).

Baca juga: Buntut Bentrok 2 Perguruan Silat di Madiun, Wali Kota Larang Gelar Halalbihalal

Menurut Drajat, untuk menghindari terjadinya konflik, para tetua perguruan-perguruan silat harus melakukan rekonsiliasi dengan menjunjung nilai-nilai luhur pencak silat.

Jika di tingkat tokoh atas dan nilai tidak ada masalah, penyelesaian konflik di akar rumput akan lebih mudah tercapai.

“Para tetua perlu menanamkan nilai luhur pencak silat untuk meningkatkan kedewasaan mereka (junior). Mereka juga perlu menegaskan bahwa pencak silat itu bukan untuk menyakiti orang lain,” ucapnya.

Baca juga: Kronologi Anggota Perguruan Silat di Bandung Tewas Dikeroyok, Pelaku Sempat Bawa Korban ke Luar Daerah, lalu Dianiaya Lagi

Di samping itu, Drajat menilai aparat keamanan juga bisa berperan dalam memutus akar konflik perguruan silat, salah satunya lewat social spacing.

“Namun, social spacing tidak bisa menghentikan konflik selamanya,” tandasnya.

Maka dari itu, untuk memutus akar konflik antarperguruan silat diperlukan rekonsiliasi, konsensus, dan dialog di tingkat para tokoh dengan nilai-nilai yang mereka bawa.

Baca juga: Dipicu Masalah Atribut, 14 Anggota Perguruan Silat di Solo Lakukan Pengeroyokan, Termasuk Ketuanya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com