Menurut Drajat, untuk menghindari terjadinya konflik, para tetua perguruan-perguruan silat harus melakukan rekonsiliasi dengan menjunjung nilai-nilai luhur pencak silat.
Jika di tingkat tokoh atas dan nilai tidak ada masalah, penyelesaian konflik di akar rumput akan lebih mudah tercapai.
“Para tetua perlu menanamkan nilai luhur pencak silat untuk meningkatkan kedewasaan mereka (junior). Mereka juga perlu menegaskan bahwa pencak silat itu bukan untuk menyakiti orang lain,” ucapnya.
Di samping itu, Drajat menilai aparat keamanan juga bisa berperan dalam memutus akar konflik perguruan silat, salah satunya lewat social spacing.
“Namun, social spacing tidak bisa menghentikan konflik selamanya,” tandasnya.
Maka dari itu, untuk memutus akar konflik antarperguruan silat diperlukan rekonsiliasi, konsensus, dan dialog di tingkat para tokoh dengan nilai-nilai yang mereka bawa.
Baca juga: Dipicu Masalah Atribut, 14 Anggota Perguruan Silat di Solo Lakukan Pengeroyokan, Termasuk Ketuanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.