Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Tindak Kejahatan yang Ditayangkan "Live" di Media Sosial Berpotensi Ditiru?

Kompas.com - 24/05/2022, 13:42 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Aksi puluhan pemuda di Bandar Lampung yang konvoi motor sambil bawa senjata tajam di jalanan hanya untuk membuat konten live di Instagram (IG) membuat resah masyarakat.

Polisi telah bertindak tegas dan mengamankan tiga remaja, yaitu HS (18), RJS (17), dan BGM (18).

Menurut pengamat media sosial Hariqo Wibawa Satria, aksi live atau siaran langsung di medsos puluhan remaja itu sangat mungkin terpengaruh dengan aksi Live sebelumnya.

Baca juga: Demi Konten Live IG, Puluhan Remaja Konvoi Bawa Pedang dan Celurit di Jalan, Ini Akibatnya

Selain itu, motivasi untuk menunjukkan eksistensi diri dan kelompok juga berpengaruh.

"Ada istilah mimikri atau mencontoh dari aksi sebelumnya. Sebut saja, ada sebuah konten live ditonton seribu orang. Dari angka itu, beberapa persen yang menonton akan terpengaruh dan mencontohnya," kata Hariqo kepada Kompas.com, Selasa (24/5/2022).

"Jadi setiap kejahatan live, berpotensi melahirkan kejahatan live lagi dan begitu seterusnya," tambahnya.

Baca juga: Puluhan Pemuda di Lampung Buat Rusuh, Bawa Motor Acungkan Senjata demi Konten Instagram

Eksistensi diri

Ilustrasi viral, media sosial.Shutterstock Ilustrasi viral, media sosial.

Selain itu, menurut Hariqo, salah satu motivasi dalam membuat konten kejahatan live di media sosial adalah eksistensi diri.

Lalu, topik utama yang dibicarakan atau menjadi ukuran adalah jumlah follower, like dan hal-hal terkait aksi live mereka.

"Jumlah follower, jumlah like dan konten menjadi salah satu bahan obrolan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka yang tidak punya prestasi di bidang musik, olahraga, pendidikan, kegiatan sosial, dan lain-lain dan tidak mampu juga membuat konten, punya kecenderungan mengambil jalan pintas dengan melakukan kejahatan secara live, sehingga akun maupun sosoknya dilirik, dibicarakan," katanya.

 

Pencegahan

Ilustrasi literasi digital. DOK. Shutterstock Ilustrasi literasi digital.

Di beberapa negara konten live medsos yang dianggap melanggar hukum dibatasi, bahkan akunnya dicabut.

Tindakan itu adalah untuk mencegah pemilik akun membuat konten kejahatan live lagi.

"Seharusnya, platform penyedia konten bertindak tegas mencabut akun yang membuat konten negatif atau berpotensi menyebar tindak pelanggaran hukum.

Selain itu, peran keluarga dalam mendampingi anak-anak sangat penting.

Tak hanya itu, orangtua juga harus memiliki kemauan dan komitmen serta cara yang tepat untuk menyampaikan baik buruknya media sosial.

Selain keluarga, pihak sekolah juga memiliki peran dalam mengembangkan literasi digital.

"Wujudkan literasi digital menjadi obrolan harian dengan para remaja hingga akhirnya anak-anak memiliki cara berpikir kritis ketika menggunakan gadget serta menelaah informasi di media sosial," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JATENG/4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

JATENG/4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com