Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan Tambang Emas Ilegal di Gunung Botak Butuh Peran Semua Pihak

Kompas.com - 24/05/2022, 11:54 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Andi Hartik

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Aktivitas penambangan emas ilegal di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, masih terus berlangsung. Butuh peran semua pihak untuk menghentikan aktivitas yang disebut dapat mencemari lingkungan itu.

Hal itu disampaikan oleh Panglima Kodam (Pangdam) XVI Pattimura, Mayjen TNI Richard Tampubolon saat menerima kunjungan Anggota DPRD Kabupaten Buru, M Rustam Fadly Tukuboya di ruang kerjanya, Senin (23/5/2022).

Baca juga: Alat Berat Dikerahkan Hancurkan Peralatan Penambang Ilegal di Gunung Botak

Menurutnya, semua pihak yang berwenang harus mengambil bagian untuk menghentikan aktivitas tambang ilegal tersebut.

"Kodam terus berkoordinasi dan mengimbau instansi-instansi terkait yang berkompeten sesuai tugas dan kewenangannya agar segera mengambil langkah tindakan terhadap persoalan di Gunung Botak," kata Richard dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.

Baca juga: Sisir Gunung Botak, Polisi Paksa Turun 1.500 Penambang Emas Ilegal

Anggota DPRD Kabupaten Buru sengaja menemui Pangdam Pattimura guna melaporakan situasi terkini di kawasan Gunung Botak, termasuk dampak buruk dari aktivitas penambangan ilegal itu.

Wakil rakyat itu juga meminta bangtuan dari Kodam Pattimura untuk menempatkan personelnya di kawasan Gunung Botak.

Terkait permintaan wakil rakyat tersebut, Richard mengatakan telah memerintahkan para anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) di wilayah tersebut untuk melakukan monitoring dan observasi lingkungan di wilayah itu.

"Monitoring dan pemetaan ini kami lakukan dalam rangka menjaga keselamatan rakyat, menjaga kelestarian lingkungan, sehingga terhindar dari kemungkinan bencana alam saat ini maupun yang akan datang, menjamin kesehatan rakyat di semua usia dan menjamin ketahanan wilayah untuk mendukung ketahanan nasional,” ungkapnya.

Sebelumnya, Richard menyebut, pihaknya pernah menempatkan personelnya di kawasan Gunung Botak untuk pengamanan. Namun, saat ini mereka sudah tidak lagi bertugas di lokasi itu karena tidak ada lagi dukungan anggaran dari pemerintah daerah setempat.

“Beberapa waktu yang lalu memang pernah sejumlah personel dari jajaran Kodam diterjunkan di sana, tapi saat ini tidak lagi karena sudah tidak ada dukungan anggaran dari Pemda setempat,” katanya.

Baca juga: Polisi Sita 563 Gram Emas dari Bos Penambang Ilegal di Gunung Botak

Richard mengatakan, aktivitas penambangan ilegal di Gunung Botak tidak mempunyai perencanaan dan dapat berdampak secara luas, baik dampak kesehatan masyarakat maupun kerusakan lingkungan.

Pihaknya berharap semua pemangku kepentingan dapat bersinergi dan melakukan aksi deteksi dini dan pencegahan agar kerusakan lingkungan di kawasan itu tidak bertambah parah.

 

Selain soal dampak kesehatan dan lingkungan, aktivitas penambangan emas di Gunung Botak juga kerap memicu konflik antarpenambang, peredaran bahan kimia seperti mercuri dan sianida yang tidak terkendali.

Saat ini, polisi dan TNI di wilayah tersebut terus melakukan penetiban di kawasan Gunung Botak. Penertiban dilakukan dengan cara menghancurkan tenda dan peralatan penambang ilegal dan juga mengsusir ribuan penambang ilegal dari kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com