Praktik baik penanganan pandemi Covid-19 dengan percepatan vaksinasi dilakukan di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng). Mulai dari jemput bola hingga ke rumah warga dan pos ronda, gerak cepat pemerintah kelurahan, serta keterbukaan informasi. Seperti apa hasilnya?
SOLO, KOMPAS.com - Terkait vaksinasi Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menekankan lagi bahwa program ini tak akan berhasil jika tak disambut antusias oleh masyarakat.
Dia meminta segenap lapisan masyarakat mendukung dan menyukseskan program vaksinasi, apabila memang ingin bersama-sama segera keluar dari situasi pandemi.
Ning, sapaan akrab Siti Wahyuningsih, menyesalkan DKK nyatanya masih menemukan ada banyak hotel di Solo yang karyawannya belum divaksinasi Covid-19 dosis booster.
DKK belum lama ini mulai menjalankan program stikerisasi hotel dan restoran untuk menambah kenyamanan bagi tamu atau pengunjung.
DKK akan memasang stiker khusus di hotel dan restoran yang seluruh pegawainya sudah mendapatkan suntikan vaksin booster.
Baca juga: Jemput Bola Vaksinasi Covid-19 hingga ke Pos Ronda, Belajar dari Solo...(Bagian 1)
DKK mendapati, dari 25 hotel dan restoran yang sudah mengajukan proses screening hingga akhir April, baru empat hotel yang lolos verifikasi P-Care.
“Hotel-hotel sekarang padahal ingin okupansinya naik, ekonominya naik. Ya ayo dong pemerintah dibantu biar kasus Covid-19 terkendali. Caranya bagaimana? Pastikan semua orang divaksiasi, semua orang terapkan prokes. Itu tak bisa dikerjakan oleh pemerintah sendiri,” ujar dia.
Dalam Surat Edaran (SE) Walikota Solo Nomor KS.00.23/1716/2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 2 di Kota Surakarta yang berlaku 10-23 Mei, Pemkot sendiri telah mewajibkan tenaga pendidik dan kependidikan pada sekolah negeri atau swasta untuk mendapatkan vaksin dosis booster sebelum melakukan pembelajaran tatap muka (PTM).
Lewat SE terbaru tentang PPKM tersebut, Wali Kota Solo juga mewajibkan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Kerja dengan Perjanjian Kerja (TKPK), dan tenaga outsourcing di lingkungan Pemkot melaksanakan vaksinasi primer lengkap dan booster.
Senada, Kepala Dinkes Jateng, menyampaikan butuh keaktifan dari masyarakat juga agar cakupan vaksinasi Covid-19 di suatu daerah bisa tinggi.
Yunita berpendapat, tidak ada yang sia-sia apabila Kota Solo punya tingkat vaksinasi Covid-19 tinggi, sementara daerah di sekitarnya belum demikian.
Sebab, semua daerah pada dasarnya sama-sama sedang mencoba lari untuk meningkatkan cakupan vaksinasi.
Dia mengajak pemerintah kota/kabupaten di Jateng untuk tak lelah mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi.
Yunita menyadari faktor kesadaran masyarakat akan vaksinasi bisa berbeda di masing-masing daerah.
Baca juga: Jemput Bola Vaksinasi Covid-19 hingga ke Pos Ronda, Belajar dari Solo...(Bagian 2)
Ini dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk tingkat pendidikan, latar belakang pekerjaan, melek teknologi, wawasan, termasuk ketersediaan teladan.
Untuk mendorong kesadaran ini, Yunita berharap, pemerintah daerah bisa menerapkan komunikasi risiko dengan baik dengan mempertimbangkan kearifan masing-masing.
“Komunikasi resiko amat sangat penting untuk mendorong kesadaran vaksinasi ini,” kata Yunita.