Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pemangku Adat Balik, Suku Asli di Sepaku soal Sosialisasi IKN yang Tidak Memadai

Kompas.com - 24/05/2022, 11:00 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur, sudah berlangsung lama. Tetapi, rupanya ada warga setempat yang belum mendapatkan sosialisasi memadai.

Pemangku adat Suku Balik bernama Medan (65) mengatakan, baru mengetahui bahwa lahannya masuk ke dalam wilayah Ibu Kota Nusantara pada 2020.

"Itu pun taunya dari media sosial dan ramai dari mulut ke mulut warga," ujar Medan saat berbincang dengan Tim Kompas.com di kediamannya, Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Minggu (22/5/2022).

Baca juga: Ada IKN Ini Kami Merasa Waswas, Khawatir Hak Masyarakat Adat Tak Dihargai

Kabar tersebut membuat Medan sekeluarga khawatir lahan seluas 10 hektare miliknya terenggut tanpa adanya ganti rugi yang sesuai.

Sebab, Medan sudah memiliki rencana atas lahan itu. Ia ingin membagi-bagikannya ke anak dan cucu untuk masa depan mereka.

Di tengah kekhawatiran itu, pihak Bappenas dan Polda Kaltim kemudian datang bertemu masyarakat setempat. Mereka memberi tahu bahwa Kecamatan Sepaku akan masuk ke wilayah Ibu Kota Nusantara.

Adapun, lahan milik Medan, berdasarkan pemberitahuan dari Bappenas, masuk ke dalam zona kedua Ibu Kota Nusantara.

"Tapi waktu itu orang Bappenas dan Polda enggak janji apa-apa, dan enggak jamin apa-apa soal ganti rugi lahan. Mereka cuma kasih tahu saja bahwa akan dibangun IKN," ujar Medan.

Dengan demikian, hingga saat ini Medan dan warga lain di desanya serta desa tetangga masih diliputi ketidakjelasan nasib ke depan.

Baca juga: Ketika Beruk di Kawasan IKN Sulit Mencari Makan hingga Bersinggungan dengan Manusia...

Ayah enam anak dan kakek delapan cucu itu pun menegaskan, pada dasarnya ia tidak menolak pembangunan IKN. Ia hanya tidak mendapatkan kejelasan informasi tentang rencana itu, terutama soal nilai ganti rugi lahan.

Hal yang mengecewakan lainnya, yakni ia sebagai warga adat Suku Balik tidak pernah ditemui seorang pun pejabat negara yang hadir di IKN.

"Termasuk Pak Jokowi camping di titik nol, kami ini enggak dikasih tau sama sekali, enggak dipertemukan juga. Di situlah kami makin kecewa," ujar Medan.

Ke depan, Medan sekeluarga berharap pemerintah lebih memanusiakan warga yang lahannya akan dijadikan wilayah Ibu Kota Nusantara.

"Ya kami yang punya tanah di sini kan punya adat ya dan orang-orang itu pasti juga punya adat masing-masing. Masak kita enggak bisa bertemu dulu?" ujar Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com