Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sengaja "Ngopi" di Tambang Diduga Ilegal yang Masuk Kawasan IKN...

Kompas.com - 22/05/2022, 10:12 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUTAI KARTANEGARA, KOMPAS.com - Kantuk menyergap saat tim Kompas.com, menelusuri kawasan Ibu Kota Nusantara, melalui jalur darat, Sabtu (21/5/2022).

Siang itu kami hendak menuju ke Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Tujuannya, melihat dari dekat lubang bekas tambang batu bara yang dikabarkan mencemarkan air bersih warga.

Kami pun menepi di sebuah warung tepi Jalan Samboja-Sepaku.

Baca juga: Menguak Keluh Kesah Warga Mentawir Kaltim akibat Air Sungai Tercemar Bekas Galian Tambang

"Ini tempatnya di Kilo Lima, Kecamatan Samboja, Kutai Kertanegara," ujar ibu penjaga warung saat ditanya di mana tepatnya kami menjejakkan siang itu.

Anggukkan kepala kami tak digubris sang ibu yang sibuk mengaduk kopi saset.

Saat asyik mengobrol sembari menyesap kopi, sebuah jalan berbatu selebar sekitar enam meter di samping warung menarik perhatian kami.

"Jalan ke mana itu Bu?" tanya Zakarias kepada ibu penjaga warung.

"Ke tambang," jawab dia, singkat.

Kami penasaran dengan jawaban si ibu. Sebab, tidak ada papan pemberitahuan yang menunjukkan bahwa kawasan itu merupakan kawasan tambang.

Baca juga: PPATK Blokir Rekening Briptu HSB, Polisi yang Punya Tambang Emas di Kaltara

Tim kemudian mencoba menyusuri jalan batu tersebut. Rupanya, jalan menurun yang dapat dilihat jelas dari jalan itu menuju ke tumpukan batu bara yang cukup luas.

Akses ke kawasan yang diduga sebagai tambang ilegal di Sambodja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Akses ke kawasan yang diduga sebagai tambang ilegal di Sambodja, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

Sejumlah orang tampak sedang memasukkan pecahan batu bara ke dalam karung menggunakan sekop.

"Ini ditambang di mana Pak?" tanya Fabian.

"Di Bukit Tengkorak sana," jawab dia.

"Di mana itu?" timpal Fabian.

"Itu di sana," sembari menunjuk sebuah bukit, dekat dari tempat kami berada.

Baca juga: Kasus Jiwasraya, Kejagung Sita Seluruh Area Tambang Batu Bara Milik Heru Hidayat

Bapak itu mengatakan lagi, setelah ditambang dari Bukit Tengkorak, batu bara akan dikumpulkan terlebih dahulu di sini. Kemudian dibawa ke Balikpapan menggunakan truk kontainer.

"Terus dikirim ke Surabaya pakai kapal," kata dia.

"Ini satu karung berapa duit?" Fabian bertanya lagi.

"seribu dua ratus," jawab dia.

Fabian kemudian bertanya lagi perusahaan mana yang mengerjakan aktivitas penambangan.

Si bapak tersenyum, kemudian menjawab, "ya enggak ada". Ia kembali menyerok kepingan batu bara dan memasukkannya ke dalam karung.

Kami menyudahi percakapan. Setelah itu, kami kembali ke tepi jalan untuk melanjutkan perjalanan.

Baca juga: Diduga Pungut Uang Jasa Tambang, 2 Polisi Perairan Dilaporkan ke Propam, Ini Kata Polda Babel

Para pekerja saat memasukan batu bara dalam karung warna putih. Saat ditemui Kompas.com puluhan karung sudah berisi batu bara dijejer menunggu angkutan menuju, Balikpapan, Kaltim, Sabtu (21/5/2022). ZAKARIAS DEMON DATON/KOMPAS.com Para pekerja saat memasukan batu bara dalam karung warna putih. Saat ditemui Kompas.com puluhan karung sudah berisi batu bara dijejer menunggu angkutan menuju, Balikpapan, Kaltim, Sabtu (21/5/2022).

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur Pradarma Rupang mengatakan, aktivitas tersebut patut diduga adalah penambangan batu bara liar alias ilegal.

Ia mengatakan, aktivitas tambang ilegal di Kalimantan memang setelanjang itu. Sangat terbuka dan dipersepsikan tidak tersentuh hukum.

"Di Kalimantan Timur, menurut catatan tahun 2018-2021, ada 151 titik tambang ilegal. Setelah dikerucurkan di kawasan IKN, ada sekitar 67 titik," ujar Rupang.

"Dan seluruh aktivitas tambang ilegal itu sangat telanjang, sangat terbuka, sangat nyata," lanjut dia.

Ia melanjutkan, keuntungan aktivitas tambang ilegal memang sangat menggiurkan. Keuntungan bisa empat hingga lima kali lipat lebih dari nilai modal.

Kehadiran tambang-tambang ilegal di kawasan Ibu Kota Nusantara, lanjut Rupang, merupakan ironi.

Baca juga: Kasus Jalan Provinsi Dirusak Perusahaan Tambang, Kajati: 2 Bulan Tak Ada Solusi, Saya Pidanakan

Di satu sisi, pemerintah mengumbar janji bahwa pembangunan ibu kota baru dapat memperkuat pengawasan perusakan lingkungan di Kalimantan.

Tapi di sisi lain, sebenarnya perusakan alam terjadi nyata di depan mata dan tidak kunjung ditindak.

"Jadi, bagaimana bisa masyarakat percaya bahwa pembangunan IKN ini akan memperkuat pengawasan, merehabilitasi lingkungan, menyejahterakan warga, sementara di sisi lain kejahatan lingkungan terjadi telanjang di depan mata, tetapi tidak ada yang tersentuh hukum," ujar Rupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Berapa Gaji PPK, PPS, KPPS, dan Pantarlih di Pilkada 2024?

Regional
4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

4 Kapal Ikan Terbakar di Pelabuhan Cilacap

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Kisah Adi Latif Mashudi, Petani Milenial Blora yang Sempat Kerja di Korea Selatan (Bagian 2)

Regional
Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Dibutakan Dendam, Suami Siri di Semarang Tusuk Istri di Rumah Majikan

Regional
Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Airin dan Mantan Bupati Pandeglang Daftar Jadi Bacagub Banten lewat PDI-P

Regional
Polres Siak Pasang Stiker 'Cahaya' pada Truk di Jalan Tol Permai

Polres Siak Pasang Stiker "Cahaya" pada Truk di Jalan Tol Permai

Regional
2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

2 Residivis Jambret di 7 TKP Diringkus di Pekanbaru

Regional
10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

10.700 Vaksin Hewan Penular Rabies Diperkirakan Tiba di Sikka Awal Mei

Regional
Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Bermesraan, 4 Pelanggar Syariat Islam di Banda Aceh Dicambuk 17 Kali

Regional
Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Bupati HST Minta Kader PKK Tingkatkan Sinergi dengan Masyarakat dan Stakeholder

Regional
Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Bupati Ipuk Raih Satyalancana, Pemkab Banyuwangi Jadi Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia 

Regional
RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

RSUD dr R Soetijono Blora Luncurkan “Si Sedap”, Bupati Arief: Lakukan Terus Inovasi dan Terobosan Layanan kesehatan

Regional
Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Skenario Golkar, Siap Jadi Wakil jika Bambang Pacul Maju di Pilkada Jateng 2024

Regional
Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Kisah Adi Latif Mashudi, Tinggalkan Korea Selatan Saat Bergaji Puluhan Juta Rupiah demi Jadi Petani di Blora (Bagian 1)

Regional
Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Bawaslu Bangka Belitung Rekrut 141 Panwascam, Digaji Rp 2,2 Juta

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com