Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gregorius Nyaming
Pastor

Mahasiswa S3 jurusan teologi dogmatik di The John Paul II Catholic University of Lublin

Gawai Adat Dayak: Melihat Manusia sebagai Makhluk Berdimensi Vertikal dan Horizontal

Kompas.com - 21/05/2022, 08:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam pandangan suku Dayak sendiri tentang manusia, hakikat manusia dikenal dengan semengat atau semongat.

Istilah-istilah tersebut sesungguhnya mau mengatakan hal yang sama, yakni bahwa manusia itu memiliki kodrat ilahi di dalam dirinya. Dengan memiliki kodrat ilahi, artinya manusia memiliki sisi transenden di dalam dirinya.

Dengan memiliki kodrat ilahi, maka secara kodrati manusia itu selalu terbuka dan terarah kepada Yang Transenden.

Berangkat dari pemahaman ini, Karl Rahner dalam upaya berteologinya menggunakan metode dan pendekatan transendental.

Melalui metode dan pendekatannya itu, Rahner mau menunjukkan bahwa berkat keterciptaannya menurut gambar dan rupa Allah, manusia memiliki dimensi transenden di dalam dirinya.

Dimensi transenden inilah yang menjadikan manusia selalu terbuka dan terarah kepada Tuhan.

Tom Jacobs dalam bukunya Paham Allah dalam Filsafat, Agama-Agama dan Teologi (2002) menerangkan bahwa dengan gagasan ini Rahner hendak menyatakan bahwa manusia selalu sudah terarahkan kepada yang lain di luar dirinya. Dia terbuka untuk manusia yang lain, juga untuk segala benda di dunia.

Namun, yang lebih penting manusia terarah kepada dasar segala yang ada, yakni Nan Mutlak. Keterarahan pada Allah merupakan dasar segala pengetahuan dan tindakan konkret.

Pemahaman suku Dayak bahwa manusia memiliki semengat itu juga sejalan dengan “kemanusiaan yang beriman”-nya Bapak Jakob Oetama. Sebuah istilah yang mau memaksudkan bahwa manusia dalam hidupnya berpusat pada yang ilahi.

Dengan berpusat pada yang ilahi, manusia dalam hidupnya senantiasa penuh kasih dan solider terhadap sesama, menghormati dan menghargai orang lain, bersikap rendah hati.

Singkatnya, dalam kelemahan manusiawinya, manusia selalu berusaha untuk memanusiakan sesamanya.

Poin-poin penting dari manusia yang memiliki semengat

Lantas poin-poin penting apa saja yang kemudian hendak digarisbawahi dari pemahaman suku Dayak tentang manusia yang memiliki kodrat ilahi (semengat) di dalam dirinya?

Semengat membuat mereka selalu terarah dan terbuka pada Yang Ilahi (Jubata Yang Agung). Keterarahan dan keterbukaan mereka pada Yang Mutlak terlihat jelas dari beragam ritual adat yang mereka tampilkan dalam hidup sehari-hari.

Dalam tradisi berladang, misalnya, sangat kaya dengan ritus-ritus adat mulai dari pemilihan lokasi sampai dengan pesta tutup tahun (gawai adat).

Ritual adat dilakukan sebagai bentuk permohonan ijin kepada Petara sekaligus memohonkan berkat agar pengerjaan ladang berjalan dengan lancar, serta agar mendapat hasil panen yang berlimpah.

Sekaligus juga sebagai rasa hormat, sembah dan puji kepada Sang Petara yang telah menganugerahkan alam sebagai tempat untuk berladang.

Semengat menggerakkan mereka untuk berbuat kebaikan terhadap ciptaan lain.

Tjilik Riwut dalam bukunya Menyelami Kekayaan Leluhur (2003), mengurai pandangannya tentang manusia. Menurutnya, manusia merupakan ciptaan yang paling mulia dan sempurna.

Sebagai ciptaan yang paling mulia dan sempurna manusia harus menjadi teladan bagi ciptaan yang lain.

Menjadi teladan dimaksudkan bahwa manusia harus selalu mengusahakan cinta kasih, perdamaian, kebenaran dan keadilan dalam hidup sehari-hari.

Semengat memampukan mereka untuk menangkap dan membaca tanda-tanda kehadiran Yang Transenden dalam peristiwa atau gejala alam.

Berkat semengat, mereka mampu membaca fenomena alam yang bisa mendatangkan berkat ataupun kutuk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com