MALINAU, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malinau Kalimantan Utara mencatat dua temuan kasus probable atau dugaan hepatitis misterius.
Kasie Surveilans dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan Kabupaten Malinau, Arifin mengatakan, kasus pertama ditemukan pada bocah usia 15 tahun bernama MA warga Tanjung Belimbing Malinau Kota, pada 3 Mei 2022.
Sementara kasus kedua ditemukan pada AN (6) warga Belayan Malinau Utara, pada 13 Mei 2022.
"Keduanya berstatus probable hepatitis misterius,’" ujarnya, dikonfirmasi, Jumat (20/5/2022).
Baca juga: Lagi, Bayi 8 Bulan di Medan Meninggal Diduga Hepatitis Akut Misterius
Pada kasus MA, mengeluhkan mual, muntah, tapi tidak disertai demam. Diagnosa awal dokter di RSUD Malinau menemukan ikterik atau sakit kuning pada bocah.
Kasus diobservasi dengan diagnose bisitopenia atau sebuah kondisi dimana dua sel darah, trombosit dan leukosit menurun. MA juga mengalami peningkatan fungsi hepar dan syok septic overcome. Ia pun dirawat di ruang UGD RSUD Malinau dan dilakukan pengecekan di laboratorium.
‘’Kami di Malinau tidak memiliki regent untuk virus hepatitis A, D dan E. Jadi kita lakukan pengecekan untuk virus hepatitis B dan C, dan hasilnya negative,’’jelasnya.
Namun demikian, karena diagnose awal ada gejala ikterik, maka dilanjutkan dengan pengecekan terhadap Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT), yang hasilnya cukup tinggi.
Sementara untuk hasil pengecekan hepatitis B surface antigen (HBsAG), hasilnya non reaktif.
‘’Kendalanya adalah pengecekan dilakukan dengan rapid tes. Padahal kalau mau valid seharusnya menggunakan PCR. Tapi belum ada alat PCR untuk hepatitis,’’kata Arifin.
Melihat SGOT dan SGPT yang tinggi, MA diberikan infus, serta injeksi anti biotik dan obat obatan untuk hepatitis. Dokter juga memberikan tindakan transfusi, harena hemoglobinnya sempat turun atau masuk kategori anemia.
Sedangkan pada kasus kedua, bocah AN mengalami demam 39 derajat celcius, tapi tidak mengalami muntah atau mual. Namun AN juga mengalami ikterik yang dimungkinkan terkena virus hepatitis.
Bocah AN hanya ditempatkan di bangsal layanan umum karena kondisinya tidak separah kasus pertama. Sample virus hepatitis B dan C kembali diambil, dan hasilnya negative.
Begitu dilakukan pengecekan SGOT dan SGPT, terjadi peningkatan lumayan tinggi. Dalam hal ini nilai SGOT 307, dan untuk SGPT 175.
Padahal, angka normal untuk ukuran SGOT, bagi laki laki kurang dari 35 dan perempuan 31. Sedangkan SGPT, 45 untuk laki – laki, dan 35 untuk perempuan.