KOMPAS.com - Joko Suranto (53), crazy rich atau orang superkaya asal Grobogan, Jawa Tengah, merogoh kocek sendiri Rp 2,8 miliar untuk membangun jalan sepanjang 1,8 kilometer di kampung halamannya.
Aksinya itu pun mendapat komentar positif dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Bagus itu gotong royong," kata Ganjar usai membuka acara Ramadan Fest, UKM Virtual Expo (UVO) 2022 dengan tema "UKM Wow Anti Selow" di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Senin (18/4/2022).
Baca juga: Menilik Aksi Tajir Melintir Crazy Rich, Gaya Hidup Semu atau Menabur Empati?
Selain itu, Ganjar juga berharap aksi itu menumbuhkan rasa kepedulian.
“Jadi satu semangat agar kemudian semua jadi peduli. Kalau itu dilandasi keikhlasan, bagus menurut saya,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Grobogan Sri Sumarni juga berterima kasih atas inisiatif Joko. Bahkan Sri sempat mengandaikan akan luar buasa jika ada lima orang seperti Joko Suranto.
"Saya ucapkan terima kasih. Pak Joko adalah putra daerah yang bercita-cita membangun desa. Alhamdulillah terealisasi. Ini peran serta bersama untuk membangun Grobogan tercinta. Kalau saja ada lima orang seperti Pak Joko, pasti luar biasa," kata Sri, Minggu (1/5/2022).
Baca juga: Crazy Rich Asal Grobogan Joko Suranto Temui Gibran di Solo: Beliau adalah Wali Kota Masa Depan
Sri menjelaskan, Pemkab Grobogan sendiri juga telah berupaya terus dalam pembangunan jalan.
Pada tahun 2022 ini, kata Sri, Pemkab Grobogan telah menargetkan minimal tercapai 86 persen untuk pembangunan infrastruktur.
"Periode awal saya pinjam Rp 200 miliar dan periode kedua pinjam Rp 115 miliar ke Bank Jateng untuk infrastruktur jalan. Saya minta doanya untuk membangun Grobogan semaksimal mungkin," ungkap Sri.
Diakui atau tidak, uluran tangan crazy rich Joko membangun jalan tersebut menjadi angin segar bagi masyarakat setempat.
Joko pun disambut bak pejabat negara oleh warga saat pulang kampung untuk lebaran beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, "kebaikan" crazy rich Joko bisa jadi menjadi sindiran bagi eksitensi pemerintah daerah.
"Ini lebih daripada sindiran, fenomena munculnya sosok-sosok superkaya di beberapa daerah yang “membantu” masyarakat kiranya merupakan letupan dari semakin tidak berdayanya pemerintah (daerah/desa) sebagai badan publik, kata In Nugroho Budisantoso, peneliti kebijakan publik di Trisakti Pilar Persada, Yogyakarta, Kamis (20/5/2022).
"Karenanya, pemerintah perlu untuk menemukan kembali karakter dirinya sebagai badan publik," kata pria yang juga staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
Menurutnya, pemerintah dalam fungsinya sebagai lembaga publik didorong untuk lebih berkreasi dan inovatif dalam menggulirkan kebijakan yang lebih berpihak kepada kepentingan umum.
Baca juga: Kisah Crazy Rich Joko Suranto Bangun Jalan di Cicalengka dan 336 Pesantren di Priangan Timur
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.