SEMARANG, KOMPAS.com - Penjual mi ayam dan bakso di Kota Semarang, Jawa Tengah mengeluh pelanggannya menurun sejak adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi.
Ketua asosiasi mi ayam dan bakso (Apmiso) Nusantara, Lasiman mengatakan, adanya PMK banyak berpengaruh terhadap penjualan bakso.
"Kemerosotan daya beli masyarakat hingga 30 persen terhadap penjualan mi ayam bakso," jelasnya saat dihubungi, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: Ditemukan Sapi Terjangkit PMK, Seluruh Pasar Hewan di Banjarnegara Ditutup
Penyakit tersebut berpengaruh terhadap gambaran masyarakat untuk makan bakso. Pasalnya bakso berbahan dasar dari daging sapi yang disebut-sebut banyak tertular PMK.
"Dampak ini terasa sekali saat ini," ucapnya
Pihaknya menyebut selain dampak dari PMK, harga daging juga menjadi kendala para pengusaha mie ayam dan bakso.
"Harga daging sapi melonjak harganya," imbuhnya.
Hal itulah juga menjadi kekhwatiran Lasiman sebagai kepala Apmiso Nusantara. Dirinya berharap pemerintah cepat menanggulangi keresahan para pengusaha bakso.
"Begitu pun mengubah image para konsumen bakso dengan adanya virus PMK yang sedang merebak," ujarnya.
Baca juga: PMK Ditemukan di Kulon Progo, Sultan: Kalau Lokal Bisa Pakai Lokal Aja
Dia menyebut adanya PMK saat ini sama seperti isu-isu sebelumnya. Seperti adanya isu bakso yang terbuat dari campuran daging tikus, borax, dan tambahan formalin.
"Jika hal itu tidak diantisipasi dan tidak dikelola manajemen informasi secara baik menyebabkan ketakutan pada masyarakat," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.