Pada awal pembuatannya, masjid yang terletak di utara Kesultanan Palembang, dibelakang Benteng Kuto besak berdekatan dengan aliran Sungai Musi, merupkan masjid terbesar di nusantara yang mampu menampung 1.200 jamaah.
Masjid Agung Palembang dirombak setelah terjadi perang besar pada tahun 1819-1821 oleh pemerintah kolonial Belanda.
Baca juga: Gelar Shalat Idul Adha, Masjid Agung Palembang Batasi Jumlah Jemaah
Perombakan masjid juga terjadi pada tahun 1893, 1916, 1950-an, dan 1970-an.
Pada 1970, Pertamina mensponsori pembangunan menara baru.
Menara dengan tinggi 45 meter, berdampingan dengan menara asli bergaya Cina, diresmikan pada tanggal 1 Februari 1971.
Masjid ini sangat khas dengan bangunan Palembang.
Sebagian besar kayu pada arsitektur masjid memiliki ukiran khas Palembang yang disebut Lekeur.
Perombakan juga di lakukan pada masa Gubernur Sumatera Selatan, H Rosihan Arsyad (1998-2003).
Renovasi masjid tidak hanya memperbaiki bangunan yang rusak melainkan menambah tiga bangunan baru, yaitu menambah bangunan di bagian utara, selatan, dan timur masjid.
Arsitektur bentuk masjid yang direnovasi pada 2003 dipengaruhi tiga kawasan, yaitu Indonesia, Tiongkok, dan Eropa.
Bentuk arsitektur Eropa terlihat dari pintu masuk gedung yang besar dan tinggi. Sedangkan, bentuk arsitektur Tiongkok terlihat dari masjid utama yang atapnya seperti kelenteng.
Dulu, Masjid Agung Palembang merupakan masjid terbesar di Indonesia, namun seiring perjalanan waktu banyak daerah lain yang mendirikan masjid besar dan moderen.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo
Masjid Agung Palembang merupakan bangunan tiga lantai dengan cat putih, pintu kaca, dan lantai keramik.
Masjid digunakan sebagai tempat shalat, pusat shalat Idul Fitri serta Idul Adha, dan kegiatan Islama berupa kajian Islam maupun majelis taklim yang kerap dipusatkan di masjid ini.
Sumber:
sripowiki.tribunnews.com
duniamasjid.islamic-center.or.id
cagarbudaya.kemdikbud.go.id
hallo.palembang.go.id
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.