Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Teing Tinu, Wujud Syukur dan Terima Kasih Anak kepada Orangtua di Manggarai NTT

Kompas.com - 15/05/2022, 08:31 WIB
Markus Makur,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

RUTENG, KOMPAS.com - Tradisi Teing Tinu dikenal sebagai warisan leluhur orang Manggarai Barat dan Manggarai Timur, NTT yang tak lekang dimakan waktu. 

Pegiat budaya Manggarai Timur, Frumensius Fredrik Anam menjelaskan, Teing Tinu adalah salah satu ritual adat Manggarai sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada orangtua yang sudah lansia saat sedang sakit berat.

Ritual ini amat jarang dilakukan saat orangtua sedang sehat dan hanya dilakukan satu kali oleh anak-anaknya.  

Secara harfiah, Teing Tinu adalah kasih piara yang menjadi ungkapan syukur dan terima kasih anak-anak kepada orangtuanya. 

Baca juga: Tradisi Kokor Minse dan Pesan Ketekunan di Manggarai Barat, NTT

Ungkapan ini merupakan balas budi dari anak-anak karena orangtuanya telah bersusah payah memelihara dan bertanggungjawab sejak melahirkan, memelihara, mendidik, menyekolahkan, hingga menikahkan anak-anaknya.

"Jasa orang tua tak terhingga, tak terbalaskan. Karena nyawa mereka pun dipertaruhkan demi anak. Sebagai ungkapan syukur dan terimakasih atas semua pengorbanan orangtua, anak-anak biasanya menyediakan hewan kurban, membelikan baju terbaik, kain songke dan uang," ujar Mensi Anam, sapaannya, kepada Kompas.com, Minggu (15/5/2022).

Tradisi ini dilakukan pada malam hari dengan adak teing hang (beri sesajen) leluhur dan menyampaikan ujud agar acara Teing Tinu esok harinya direstui dan berjalan lancar.

Keesokan paginya dilaksanakan acara Teing Tinu yang diungkapan oleh tongka (juru bicara), kemudian hewan kurban berupa babi disembelih dan dimasak menggunakan bambu (tibu).

"Daging selanjutnya ditaruh dalam bambu. Sedangkan baju, kain songke, dan uang diberikan langsung kepada orang tua seraya ungkapan syukur dan terima kasih," tuturnya. 

Baca juga: Perjalanan Kadis Dukcapil Tempuh Waktu 6 Jam demi e-KTP bagi ODGJ di Pedalaman Manggarai Timur NTT

Mensi Anam mengatakan, benda-benda tersebut menjadi simbol untuk membalas budi baik.

Meski tak seberapa besar nilainya dibandingkan dengan pengorbanan orangtua, nilainya menjadi setara pada saat diritualkan secara adat. 

Kendati demikian, menurut pensiunan guru di Kabupaten Manggarai Barat, Petrus Ngempeng, tak semua keluarga melaksanakan tradisi Teing Tinu

"Di beberapa keluarga di Manggarai Raya melaksanakan ritual ucapan terima kasih ini bagi orangtua yang sudah lanjut usia, namun tidak semua keluarga melaksanakannya. Seperti dalam keluarga kami tidak melakukan ritual teing tinu," jelasnya.

Sementara itu, akademisi Universitas Katolik Indonesia Santo Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai, Adi M Nggoro menjelaskan, makna teing tinu bernilai medis untuk menyembuhkan sakit dan menghibur orangtua yang sakit.

Tradisi ini sebagai peringatan untuk melakoni ulang perbuatan orang tua kepada anak sejak dalam kandungan hingga hidup mandiri. 

"Jadi, sebenarnya tradisi teing tinu adalah mengingatkan kembali pelayanan orang tua terhadap anak sekaligus sebagai simbol membalas kebaikan orang. Meski membalas kebaikan orang tua tak ternilai harganya, namun paling tidak ada nilai budaya untuk tahu membalas kebaikan orang tua," ucapnya. 

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok di NTT Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 1000 Meter

Nggoro menambahkan, makna lain dari Teing Tinu adalah ungkapan terima kasih dan rasa syukur kepada Tuhan melalui perantaraan orangtua dan penerus lainnya.

Dalam budaya Manggarai, urutan penghormatan dan penghargaan yang tinggi adalah Allah Sang Pencipta, orangtua, dan anakrona (pemberi gadis).

"Jadi orangtua Manggarai memiliki warisan budaya untuk saling menghormati dan memberikan penghargaan Tuhan sebagai Pencipta, bagi orangtua, dan sesama, alam semesta, serta leluhur," ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Mereka yang Pergi dan Datang di Balik Kemegahan IKN

Regional
Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Harga Daging Sapi di Pasar Kebumen Naik Jelang Idul Fitri

Regional
Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com