LOMBOK BARAT, KOMPAS.com- Insiden perseteruan antarwarga di Desa Mareje, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) kini berakhir damai.
Sejumlah warga yang sebelumnya mengungsi kini telah kembali ke rumah mereka masing-masing.
Tradisi Roah pun akan segera digelar untuk memperkuat tali persaudaraan warga di desa tersebut yang sempat berseteru di malam takbiran.
Baca juga: Mengembalikan Harmoni di Tanah Mareje
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengungkapkan, tradisi roah akan diisi masak bersama dan makan bersama dari dua kelompok warga ini.
"Hari Rabu nanti kita akan Roah bersama, jadi yang meriap (memasak) itu dua-duanya, kita makan bersama-sama besok," kata Fauzan, Sabtu (14/5/2022).
Fauzan menegaskan bahwa insiden yang terjadi di Desa Mareje merupakan salah paham dan bukan konflik antaragama.
"Kami meyakini betul 100 persen, bukan konflik agama, ini semacam miskomunikasi, kemudian ada unsur-unsur politik masuk unsur luar masuk, sehingga menimbulkan seperti ini," kata Fauzan
Baca juga: Pesan Gubernur dan Kapolda NTB bagi Warga Desa Mareje yang Sempat Berseteru: Jaga Kerukunan
Fauzan menjelaskan bahwa sebelumnya tidak pernah ada riwayat terjadi konflik, karena desa tersebut memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat dan memiliki toleransi yang kuat.
"Masyarakat kita di Mareje ini kan satu keluarga, darahnya sama, dan tidak pernah ada sejarah konflik," kata Fauzan.
Baca juga: Kericuhan di Mareje Berakhir Damai, Masyarakat Gotong Royong Membersihkan Rumah Warga yang Rusak