Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok Lab Cuci Film Kamera Analog di Semarang yang Kini Digandrungi Anak Muda

Kompas.com - 13/05/2022, 11:13 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Bagi generasi yang lahir tahun 2000 ke atas, barang-barang seperti kamera analog dan roll film merupakan hal yang asing. Pasalnya, kedua barang tersebut digunakan pada tahun 1980-an.

Namun, siapa sangka, ada satu laboratorium cuci film di Semarang yang kini kerap didatangi kalangan anak muda. Tak lain, mereka datang untuk memproses hasil jepretannya melalui kamera analog.

Meski produksi kamera analog telah banyak berhenti, bisnis cuci film tetap mengalami perkembangan. Salah satu lab cuci film yang masih bertahan di Semarang yaitu Fotogra.film Lab.

Lab cuci film yang dibuka tahun 2018 itu konon satu-satunya yang ada di Semarang, bahkan Jawa Tengah.

Borlakasi di Jalan Argopuro No 21, Gajahmungkur, Kota Semarang, ruangan Fotogra.film Lab tidaklah megah. Namun, ada ruang meja kursi yang ditata untuk menerima pesanan.

Di sebelahnya, terdapat ruang khusus untuk memproses penempelan gulungan pita film pada wadah mesin cuci film. Sedangkan di bagian belakang, ruang khusus untuk pencucian dan pengeringan film dengan mesin prosesor.

Baca juga: Menengok Lebaran Ketupat di Trenggalek, Diwarnai Pesta Kembang Api

Sambil menempelkan roll film, pengelola Fotogra.film, Andika Yogiswara, mengatakan, kamera analog menjadi tren sejak 3 sampai 4 tahun ke belakang.

Menurutnya, saat ini, anak-anak muda kalangan pelajar hingga mahasiswa menjadi pengguna dominan kamera analog. Sehingga, silih berganti pula mereka berdatangan ke lab yang dikelola oleh Andika, sapaan akrabnya.

"Mungkin karena mereka lahir di era digitalisasi, ada terjadi gap. Lalu ketika mereka tumbuh dewasa, akhirnya mencari tahu dan penasaran. Sekarang analog jauh lebih berkembang dan booming," ucap Andika kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Lebih jelas Andika mengatakan, perlu melewati beberapa langkah untuk memproses roll film dari kamera analog.

Pertama, roll film yang sudah tergulung akan ditempelkan pada wadah semacam mika untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin. Mesin prosesor yang digunakan Fotogra.film Lab yaitu dengan merek Noritsu QSF-V30S.

Pencucian melalui mesin itu memerlukan waktu sekitar 20 menit. Setelah selesai, roll film (klise) dikeringkan, lantas akan terlihat seperti bayangan (negative film).

“Tapi ketika kita scan, akan menjadi positif. Jadi kelihatan warnanya,” jelas Andika.

Setelah melewati langkah-langkah tersebut, barulah pemesan cuci film bisa melihat hasil jepretan mereka. Dalam hal ini, pihak lab akan mengirim file hasil scan film melalui e-mail ataupun WhatsApp.

“Untuk lab kami mengestimasi waktu pengerjaan selama 2-3 hari. Mengingat setiap hari pasti ada pesanan yang masuk,” imbuh Andika.

Menariknya, selain melayani jasa pencucian roll film, Fotogra.film Lab sangat membuka pintu bagi masyarakat yang ingin belajar mengenai fotografi ataupun kamera analog.

Belajar menghargai proses

Menurut Andika, ada sensasi tersendiri ketika menggunakan dan memproses roll film dari kamera analog. Pasalnya, pengerjaan mulai dari memotret hingga mengetahui hasil akhir memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Dalam mengoperasikan kemera analog, pengguna perlu memperhatikan sejumlah hal, antara lain bagaimana mengatur fokus tidaknya kamera, cukup tidaknya cahaya yang didapat saat memotret, ataupun cara mengambil angle yang sesuai dan bagus.

“Kita tidak tahu langsung hasilnya seperti apa. Satu roll hanya dibatasi 36 frame. Belum tentu itu semua berhasil atau tidak. Ketika mencuci filmnya ke lab, wah itu hal yang ditunggu-tunggu. Dan hasilnya sangat memuaskan,” tutur Andika.

Sementara itu, Andika mengaku, dirinya mulai menggunakan kamera analog sejak tahun 2011. Sebelum kamera analog menjadi tren seperti sekarang, dirinya pernah membentuk suatu komunitas pencinta kamera analog di Semarang (@smg35mm).

Dia mengatakan, sebelum tahun 2017, tidak banyak komunitas pencinta kamera analog di Semarang. Sehingga, dirinya besama kawan-kawannya itu mendirikan komunitas sebagai sarana belajar bersama.

“Dulu tidak tahu mau sharing tentang analog ke siapa, awalnya memang belajar otodidak dan hanya tanya-tanya kepada bapak saya,” jelas Andika.

Selain itu, dirinya juga ingin mengenalkan kembali kamera analog kepada masyarakat sekitar.

“Biar masyarakat juga tahu bahwa sekarang masih ada anak-anak yang suka pakai kamera analog,” pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Setelah dari KPU, Gibran Rencanakan Pertemuan dengan Sejumlah Tokoh di Jakarta

Regional
Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Lecehkan Istri Tetangganya, Pria di Kalsel Ditangkap

Regional
Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di Fisip Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di Fisip Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Regional
Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Regional
Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Regional
Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Regional
Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila lalu Dapat Sepeda dari Jokowi...

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila lalu Dapat Sepeda dari Jokowi...

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com