Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Penyakit Mulut dan Kuku Hewan? Apakah Bisa Menular ke Manusia?

Kompas.com - 13/05/2022, 06:03 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Adanya laporan tentang merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat resah peternak dan masyarakat.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com pada Kamis (12/5/2022), kasus PMK mulai dilaporkan pada Mei 2022 di Jawa Timur dan Aceh.

Baca juga: Cegah Penularan PMK, Dinas Peternakan Semarang Larang Distribusi Jeroan Mentah ke Pasar-pasar

Terakhir, sebanyak 1.247 hewan ternak di daerah Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto, dan Aceh Tamiang dilaporkan terinfeksi penyakit ini.

Baca juga: 150 Sapi di Lombok Tengah Terjangkit PMK, Diisolasi dan Diobati

“Sementara ini (PMK diketahui) juga sudah menyebar ke daerah lain, info yang diterima Yogyakarta, Lombok Tengah dan Lombok Timur, dan Jawa Barat,” kata Munawaroh kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Baca juga: Cegah PMK, Pemkab Lumajang Siagakan Dokter Hewan di Semua Pasar Hewan

Apa itu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?

Dilansir dari laman Pemerintah Kabupaten Pacitan, penyakit mulut dan kuku (PMK) atau foot and mouth desease (FMD) merupakan penyakit hewan yang bersifat akut.

PMK dikenal menyerang hewan berkuku genap termasuk sapi, kerbau, kambing dan domba yang biasanya diternakkan oleh masyarakat.

Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh virus tipe A dari famili Picornaviridae dengan genus Apthovirus.

Gejala yang terlihat dari hewan yang tertular penyakit mulut dan kuku antara lain demam tinggi, hipersalivasi, lepuh pada lidah dan mulut, pincang, dan diakhiri dengan lepasnya kuku yang menyebabkan hewan susah berdiri.

Penyakit ini menular dengan cepat dengan cara kontak langsung, terbawa oleh manusia, menular dari peralatan ternak atau kandang, dan melalui angin di daerah beriklim khusus.

Adapun masa inkubasi PMK adalah sekitar 2-14 hari sejak hewan tertular hingga timbul gejala.

Cara pengobatan penyakit mulut dan kuku pada hewan sampai saat ini pun belum ditemukan.

Salah satu cara mengatasi penularannya adalah dengan melakukan karantina, melakukan sterilisasi menggunakan desinfektan, serta memberikan suplemen pada ternak untuk meningkatkan imunitas.

Apakah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bisa menular ke manusia?

Dilansir dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya, Prof. Mustofa Helmi, menyebut bahwa meskipun tingkat penularan PKM ke sesama hewan mencapai 100 persen, tetapi untuk tingkat penularan pada manusia sangatlah rendah.

Hal ini karena tergolong virus non-zoonosis atau bukan golongan penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.

Lebih lanjut, Prof. Mustofa memaparkan bahwa daging sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) aman untuk dikonsumsi asalkan melalui proses pelayuan dengan cara digantung untuk menurunkan PH dari daging.

Walau begitu, tanpa pelayuan terlebih dahulu, daging tetap bisa dikonsumsi asalkan diolah dengan cara dimasak lebih dahulu dan diolah dengan cara yang tepat.

Sumber:
kompas.comfoto.kompas.com, dan pacitankab.go.id 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Ditagih Belanjaan Sembako Rp 45 Juta, IRT Pelaku Penipuan Maki Korban

Regional
Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Penutupan Bandara Sam Ratulangi Manado Diperpanjang, Abu Vulkanik Gunung Ruang Ganggu Penerbangan

Regional
Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com