Antisipasi Wabah PMK, Pemkab Sukoharjo Perketat Pengawasan Lalu Lintas Ternak di Pasar Hewan

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah bergerak cepat untuk mengantisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi di Sukoharjo.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Bagas Windaryatno mengatakan, antisipasi yang dilakukan dengan memperketat pengawasan lalu lintas ternak di pasar hewan di Sukoharjo.

Baca juga: 25 Kambing di Lumajang Batal Dikirim ke Bali Imbas Wabah PMK

Pihaknya juga melakukan pemantauan peternak maupun kelompok peternak yang volumenya banyak.

Terutama di Kecamatan Polokarto, Kecamatan Weru, dan wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Wonogiri.

"Hari ini tadi saya melakukan monitoring di Polokarto, Alhamdulillah belum ditemukan (PMK) dan semoga tidak ada," kata Bagas dihubungi Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Selain itu, lanjut Bagas, pihaknya juga mengambil sampel darah beberapa ekor sapi milik peternak di Sukoharjo yang diindikasikan mengarah gejala PMK.

"Namun gejala secara klinis kami belum menemukan," ungkap dia.

Bagas menambahkan, Bupati Sukoharjo telah membuat surat edaran kewaspadaan terhadap penyakit PMK yang ditujukan kepada para camat, kepala desa dan kelompok tani ternak di Sukoharjo.

"Kami membuat tim teknis on call 24 jam untuk menindak lanjuti adanya laporan. Kami juga kerja sama Pak Camat, Pak Kades untuk mengoptimalkan sosialisasi secara masif, secara klinis tim kami dari penyuluh pertanian untuk sosialisasi," ungkapnya.

Pihaknya juga telah mengusulkan bantuan vaksin PMK kepada Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

"Saya baru mengajukan usulan bantuan vaksin PMK. Nanti begitu ada akan kami lakukan vaksinasi pada ternak," kata Bagas.

Baca juga: Kasus PMK di Lumajang Bertambah, 380 Sapi dan 7 Domba Terjangkit