KOMPAS.com - Candi merupakan bangunan untuk memuliakan seseorang yang sudah meninggal dunia, khususnya raja dan orang-orang terkemuka. Candi dibangun oleh penganut agama Hindu dan Buddha.
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim besar bercorak Buddha yang terletak di Sumatera Selatan.
Meskipun pulau Sumatera memiliki kerajaan maritim bercorak Buddha yang sangat besar pada masanya, namun di Sumatera tidak ditemukan candi Buddha besar.
Seperti dikutip dari laman www.pda.or.id , laman pusat dokumentasi arsitektur, Peneliti dari Balai Arkeologi Palembang, Retno Purwanti, mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya tidak memiliki candi besar karena kerajaan maritim ini berada di tepian sungai dan hutan lebat Sumatera
Selain itu, Sumatera tidak memiliki gunung api yang menyimpan batu.
Bangunan peribadatan, istana, dan rumah penduduk dibuat dari kayu atau bahan batu bata, sehingga bangunan cepat rusak dan paling lama bertahan 200 tahun.
Baca juga: Candi Muara Takus: Sejarah, Asal-usul Nama, dan Kompleks Bangunan
Sementara, Candi Borobudur sebagai candi Buddha dibangun pada abad ke 9, sekitar 800 Masehi, yang usianya lebih dari 1000 tahun.
Hingga kini, Candi Borobudur masih berdiri kokoh bahkan menjadi obyek wisata.
Meski tidak memiliki candi besar, Kerajaan Sriwijaya memberikan bantuan pada pembangunan Candi Borobudur sekitar abad ke 8.
Struktur bangunan candi besar pernah terdapat di Palembang. Namun, sebagian besar struktur bangunan tersebut hancur atau terkubur dalam tanah dan belum tergali hingga kini.
Candi-candi di Pulau Sumatera tidak sebanyak di Pulau Jawa. Kebanyakan candi di Sumatera lokasinya sangat jauh dari kota, sehingga hanya beberapa wisatawan yang berkunjung ke sana.
Candi-candi di Sumatera juga banyak yang runtuh atau mengalami pemugaran. Beberapa candi terdapat di sejumlah wilayah di Sumatera.
Sebagian besar candi di Sumatera terdapat di Provinsi Sumatera Utara, terutama di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan.
Candi Syiwa
Candi Syiwa terletak di Kecamatan Simangambat, Sumatera Utara. Kini, candi yang dibangun pada abad ke 8 ini berupa bangunan reruntuhan.