BIMA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bima menguatkan peran Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) untuk mengantisipasi munculnya hepatitis akut misterius.
Satgas P2PL diinsruksikan mulai aktif memantau 7 Puskesmas dan rumah sakit di Bima terkait gejala penyakit yang menyerang anak di bawah usia 16 tahun tersebut.
"Kalau ada temuan kasus itu harus kita prioritaskan untuk penanganannya," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bima Ahmad, Rabu (11/5/2022).
Baca juga: Kisah Pengantin Wanita di Bima NTB, Berdiri Tanpa Mempelai Laki-laki di Pelaminan, Videonya Viral
Ahmad mengatakan, sejauh upaya pemantauan yang sudah dilakukan Satgas P2PL belum ada temuan kasus hepatitis akut misterius yang menjangkiti warga Kota Bima.
Menurut dia, penyakit tersebut kecil kemungkinan muncul karena memang capaian program imunisasi dasar lengkap di daerah ini sudah cukup tinggi.
"Mulai bayi usia 0-7 itu sudah kita kasih imunisasi Hepatitis B. Kemudian pada ibu hamil sudah kita kasih, demikian balita juga jadi kecil kemungkinan muncul kecuali ada ibu hamil dengan riwayat hepatitis itu yang perlu kita lakukan pengawasan," ujar Ahmad.
Baca juga: Chikungunya Merebak di Kota Bima, 20 Orang Terjangkit
Dikatakan, dalam upaya antisipasi penyakit menular ini konsentrasi utama ialah pada ibu hamil dengan riwayat penyakit hepatitis.
Kemudian bayi usia 0-7 hari yang belum mengikuti program imunisasi karena adanya penolakan dari pihak keluarga.
"Itu yang harus kita antisipasi betul. Kalau di sini untuk persentase vaksinasi Hepatitis B sudah di atas 90 persen capainnya dari tahun ke tahun jadi hampir tidak ada yang terlewatkan," jelas Ahmad.
Baca juga: Nekat Curi Kambing, Dua Remaja di Bima Babak Belur Dihajar Warga
Lebih lanjut, Ahmad mengatakan, jika ada ibu hamil dan bayi yang menolak imunisasi di Kota Bima, jumlahnya hanya sekitar 4 persen.
"Itu karena ada penolakan, terutama oleh kelompok-kelompok tertentu itu. Karena ini virus yang menular arahan kami masyarakat bisa mengikuti program imunisasi karena itu untuk meningkatkan derajat kesehatan kita. Kemudian perhatikan kebersihan lingkungan dan pola makan di luar," harap Ahmad.
Baca juga: Antisipasi Hepatitis Akut, RSUD Tulungagung Siapkan Ruang Isolasi Khusus
Sementara itu Direktur RSUD Kota Bima Faturrahman mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan pasien yang terjangkit Hepatitis Akut.
Namun sebagai bentuk kesiapan menghadapi penyakit hepatitis akut misterius itu, pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait protokol dan SOP penanganan pasien.
Mulai dari pemeriksaan gejala awal di fasilitas kesehatan tingkat pertama hingga keputusan merujuk perawatan lanjutan ke rumah sakit.
"Saat ini belum ada kasusnya, tapi protokol dan SOP-nya itu sudah kita sosialisasikan, jadi kita sudah siap untuk menghadapi," jelas Faturrahman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.