BORONG, KOMPAS.com - Jarum jam menunjukkan pukul 13.00 Wita. Karolina Verawati telah bersiap-siap di rumahnya, Kampung Racang, Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Nusa Tenggara Timur.
Dia menunggu kehadiran perwakilan Kompas.com yang bekerja sama dengan Kitabisa.com untuk menyerahkan bantuan.
Baca juga: Cerita Verawati, Anak Yatim Piatu di Pedalaman NTT: Saya Biasa Dapat Beras dari Tetangga...
Wajahnya yang ceria pun menyambut kehadiran Kompas.com didampingi Amandus Cahaya Tukeng, pendamping Verawati sekaligus petugas Program Keluarga Harapan (PKH) dari Dinas Sosial Kabupaten Manggarai Timur.
Dengan gembira, Verawati menyambut rombongan dan mempersilakan masuk.
"Mai masuk mbaru (mari masuk rumah, ajak Verawati mempersilakan duduk di lantai beralas tikar anyaman daun pandan.
Baca juga: Tradisi Kokor Minse dan Pesan Ketekunan di Manggarai Barat, NTT
Dalam kunjungan kali ini, Kompas.com datang untuk menyampaikan donasi yang dikumpulkan bersama Kitabisa.com dari masyarakat dan pembaca Kompas.com di seluruh Indonesia.
Kisah anak yatim piatu tersebut sempat diberitakan Kompas.com. Meski di tengah kondisi yang tidak beruntung, bocah kelas 5 SD itu masih terus bersemangat mengejar cita-citanya.
Adapun dana yang terkumpul ialah Rp 13.402.816. Dana tersebut diperuntukkan utamanya untuk kebutuhan sehari-hari Verawaty dan untuk keperluan sekolah, serta tabungan pendidikan masa depan Verawati.
Baca juga: Ayo Bantu Verawati, Siswa SD Yatim Piatu di Pedalaman NTT
Verawati pun hanya menunduk dan malu menerima bantuan tersebut.
Tak lupa dia berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan.
"Saya Verawati, siswi kelas 5 SDI Racang mengucapkan terima kasih kepada Kompas.com, pembaca Kompas.com di seluruh Indonesia dan Kitabisa.com yang sudah memberikan bantuan kepada saya. Semoga Kompas.com tetap sukses, peka dan peduli terhadap warga di Indonesia. Dan juga kepada wartawan Kompas.com tetap sukses dan mengabdikan pada liputan kemanusiaan. Terima kasih," ucapnya.
Baca juga: Rumah Adat di Wolojita NTT Terbakar, Penghuni Rumah Tewas
Kisah Verawati dipublikasikan Kompas.com, 28 Januari 2022 lalu. Berkat kisah perjuangan siswi kelas V ini, pembaca sangat tergugah bahkan viral.
Ayahnya meninggal pada 2011, sedangkan sang ibu meninggal pada 2021.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Verawati bergantung pada pemberian tetangga sekitar rumahnya sering memberi beras dan kebutuhan lainnya.
Semangat Verawati untuk terus menuntut ilmu sangatlah tinggi. Ia memiliki cita-cita yang begitu mulia.
Bocah cilik itu ingin menjadi biarawati Katolik setelah lulus sekolah menengah atas.
"Aku ngoeng sekolah teruh (saya ingin sekolah terus), apa pun kesulitan yang saya alami, saya berharap sekolah terus agar cita-cita terwujud," kata Verawati.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.