Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

"Cold Cases", Temuan DNA, dan Pembunuhan di Subang

Kompas.com - 10/05/2022, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pakar tindak kejahatan alias kriminolog dari Universitas Indonesia, Profesor Adrianus Meliala mengungkapkan, pelaku kejahatan dalam pembunuhan ibu dan anak di Subang itu melakukannya dengan efisien. Meski beberapa jam ia berada di TKP, sejak malam hingga menjelang pagi, tidak ada satu pun jejak yang berhasil diendus.

"Ia bisa jadi bukan siapa-siapa. Tapi faktanya ia melakukan kejahatan ini dengan efisien!" ungkap Adrianus.

Sementara itu, Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengungkapkan kepada saya di Program AIMAN, ada hal yang baru.

"Saya mendapat informasi bahwa kepolisian sudah mendapatkan DNA, DNA ini bisa jadi memang bukan pelaku atau sebaliknya, pelaku" Kata Benny.

Bank data DNA, cold cases, & personil terpilih

Di sini saya berpikir bahwa memang kemungkinan ada DNA asing yang ditemukan polisi. Karena DNA keluarga pasti bisa dicocokan. Namun pertanyaannya apakah DNA asing ini punya pelaku atau bukan, masih panjang jalan pembuktiannya.

Sayangnya menurut Benny, Indonesia tidak memiliki bank data DNA. Jika punya, pengungkapan kasus kriminal akan jauh lebih mudah.

DNA adalah bagian dari tubuh manusia. DNA bisa dideteksi dari kulit ari yang terlepas, air liur, dan bagian tubuh manusia yang lain. DNA ini bersifat identik dan bisa menentukan anggota keluarga yang sedarah.

Lalu pertanyaannya, kapan kasus ini bisa diungkap.

Ada adagium, tak ada kejahatan yang sempurna. Pasti ada celah untuk mengungkap sebuah kejahatan. Tapi dalam pengungkapan tak boleh terjadi salah tangkap, demi mengejar target penyelidikan. Penuntasan berbasis penyelidikan ilmiah menjadi kunci. Karena di saat ini, nyaris tak ada yang bisa ditutupi.

Di negara maju sudah ada bank data DNA, sebagaimana pula ada direktorat khusus yang diisi oleh para personil terpilih untuk menyelidik kasus-kasus yang sulit dan tak terpecahkan alias cold cases. Maka di Indonesia sudah selayaknya dipertimbangkan. Hanya untuk satu kata, keadilan!

Salam!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com