KOMPAS.com - Peserta Vaksinasi Gotong Royong mengeluhkan soal sulitnya mendapat vaksin booster.
Mereka mengaku kerap ditolak saat datang ke fasilitas vaksinasi gratis yang diselenggarakan pemerintah.
Untuk mendapat vaksin booster, sejumlah peserta Vaksinasi Gotong Royong mengaku harus membayar Rp 265.000 hingga Rp 1 juta.
Berita lainnya, seorang gadis asal Garut, Jawa Barat, nyaris menjadi korban perdagangan orang.
Perempuan yang kerap disapa Sasa (19) itu, dijual oleh teman prianya, YR (29), ke seorang sopir truk.
Nilai transaksi antara YR dengan sopir truk tersebut yakni Rp 300.000.
Berikut berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com pada Kamis (5/5/2022).
Seorang peserta Vaksinasi Gotong Royong, Kara – bukan nama sebenarnya, mengeluhkan sulitnya mendapat vaksinasi booster.
Kara mendapat vaksin Sinopharm saat mengikuti Vaksinasi Gotong Royong dosis 1 dan 2 yang diadakan eks tempat kerjanya pada Juni dan Juli 2021.
Usai mengundurkan diri di akhir 2021, Kara tak bisa lagi mengikuti program vaksinasi selanjutnya yang diselenggarakan oleh kantor sebelumnya.
Lalu pada April 2022, Kara mendatangi sejumlah tempat vaksinasi gratis yang diadakan oleh pemerintah. Namun, Kara mengalami penolakan.
"Saya datang itu selalu ditolak karena katanya, 'Ini kan vaksin Sinopharm, Vaksin Gotong Royong, kami nggak terima karena Vaksin Gotong Royong itu berbayar dan vaksin booster-nya juga harus Sinopharm'," ujarnya.
Baca selengkapnya: Cerita Warga Penerima Vaksinasi Gotong Royong, Sulit Akses Booster hingga Ditolak Faskes Pemerintah
Teman prianya, YR (29), telah melakukan transaksi dengan seorang sopir truk. Nilai transaksi itu Rp 300.000.
Sasa menceritakan, ia mengenal YR sejak akhir 2021. Pada Senin (18/4/2022) malam, ia bertemu YR di Alun-Alun Garut untuk jual beli topi. Di sinilah awal kasus tersebut.
Ketika berteduh saat hujan, YR sempat mengajak Sasa berfoto. Foto itu lantas dikirimkan ke salah satu teman YR di WhatsApp. Terjadilah obrolan antara YR dan temannya itu.
"Terus aku denger dia bilang harganya tiga ratus ribu, aku kaget dan takut waktu itu," ucapnya, Selasa (3/5/2022).
Baca selengkapnya: Cerita Sasa Nyaris Dijual Rp 300.000 ke Sopir Truk oleh Temannya, Berhasil Kabur dan Sembunyi di Gang
Saat itu, korban tengah mabuk berat hingga tak sadarkan diri.
Pada saat terbangun, korban terkejut mendapati pakaian bagian bawahnya terbuka. Tak hanya itu, korban juga menemui adanya bekas berhubungan badan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Tanjungpinang AKP Awal Syaban, menuturkran, berselang tiga hari, tukang ojek itu hendak beraksi kembali.
Namun, karena korban dalam keadaan sadar, korban langsung menolak. Korban lantas melaporkan Ar ke Polres Tanjungpinang.
"Ar berusaha melakukan tindak persetubuhan terhadap korban. Tapi korban tidak mau. Di situlah korban tahu kalau Ar yang melakukan perbuatan sebelumnya," ungkapnya, Kamis.
Baca selengkapnya: Seorang Tukang Ojek Ditangkap Setubuhi Penumpangnya, Pelaku Beraksi Saat Korban Mabuk Berat
Kasus hepatitis akut misterius yang menjangkiti beberapa anak di Jakarta, mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten.
Kepala Dinkes Banten dr. Ati Pramudji Hastuti meminta warga untuk mewaspadai penyakit yang menyerang anak-anak itu.
"Pemprov Banten meminta warga waspada akan penyakit hepatitis misterius yang menyerang anak-anak. Meskipun untuk Banten sendiri belum ditemukan adanya kasus tersebut," jelasnya, Rabu (4/5/2022).
Untuk mencegah terserang hepatitis akut, Ati meminta masyarakat untuk selalu menerapkan pola hidup sehat dan bersih.
"Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," paparnya.
Baca selengkapnya: Banten Waspadai Hepatitis Akut Misterius yang Serang Anak-anak
Kasus penculikan seorang wanita asal Kabupaten Tabanan, Bali, berinisial DAT (19), ternyata rekayasa.
DAT yang mengaku jadi korban penculikan, terpaksa merekayasa cerita karena takut dimarahi suaminya saat pulang larut malam bersama teman prianya.
Ia mengarang cerita bahwa dirinya dibawa ke Taman Ayun Mengwi, Badung, Bali, dan hendak diperkosa oleh tiga pelaku.
Kapolres Tabanan AKBP Renefli Dian Candra menerangkan, terbongkarnya cerita rekayasa penculikan itu bermula dari keterangan DAT yang berubah-ubah.
"Karena itu, rekayasa itu tidak ada semua (pelaku). Jadi dari awal dia sudah berubah-ubah karena merangkai cerita,” tuturnya.
Baca selengkapnya: Bukan Diculik, Wanita di Bali Rekayasa Cerita karena Takut Dimarahi Suami lantaran Pulang Malam dengan Teman Pria
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tanjung Pinang, Elhadif Putra; Kontributor Serang, Rasyid Ridho | Editor: Rachmawati, I Kadek Wira Aditya, Reni Susanti)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.