KOMPAS.com - Pempek merupakan makanan tradisional yang berasal dari Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Pempek tidak hanya menjadi makanan favorit masyarakat Pelembang, melainkan makanan yang terbuat dari tepung sagu dan ikan ini telah menjadi kegemaran masyarakat di luar Palembang.
Pempek disajikan bersama mie telur, irisan timun dan siraman cuko (campuran air gula merah, asam jawa, bawang putih, ebi, dan cabe rawit yang dimasak bersama)
Awalnya pempek dikenal dengan nama 'Kelesan' yang tidak lain merupakan alat yang digunakan
untuk menghaluskan daging ikan berbentuk cembung dengan semacam kuping di sisi yang berhadapan.
Baca juga: 4 Filosofi Hidup yang Terkandung dalam Pempek, Sudah Tahu?
Kemudian, nama pempek populer di Palembang karena diyakini dulunya pempek dijual oleh 'Apek', sebutan untuk laki-laki tua keturanan Cina. Pempek mulai dijual sejak zaman kolonial.
Cerita yang berkembang di masyarakat, Apek menjajakan makanan tradisional ini. Kemudian, masyarakat akan memanggilnya dengan 'Pek, empek, mampir sini!', seperti dikutip dari Kompas.com (06/10/2020).
Dalam bahasa Hokkian,paman disebut "empeg" atau "apeq".
Sekitar tahun 1916, pempek mulai dijajakan di kawasan keraton (sekitar Masjid Agung dan Masjid Lama Palembang).
Awalnya, pembuatan pempek menggunakan ikan belida, namun karena ikan semakin langka dan harnya mahal.
Para penjual pempek mengganti dengan berbahai jenis ikan yang lebih murah.
Pempek memiliki filosofi sesuai dengan tekstur, bentuk, dan makna dalam kehidupan.
Baca juga: Melihat Kampung Pempek di Palembang, Omzet Hingga Rp 5 Juta Per Hari
Pempek memiliki tekstur kenyal berarti hidup harus luwes dengan setiap perubahan.
Rasa pempek yang lezat merupakan perpaduan rasa yang seimbang, yaitu gurih dari ikan dan manis asam dari cuko. Cira rasa tersebut menggambarkan hidup yang seimbang.
Sedangkan, rasa ikan pempek yang selalu dijaga kualitasnya menggambarkan setiap individu menjaga kualitas diri dan meningkatkan kemampuan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. (Editor:Silvita Agmasari)
Sumber:
repository.ubb.ac.id
kebudayaan.kemdikbud.go.id
www.antaranews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.