Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khidmat Lebaran Idul Fitri dan Tradisi Ngurisan di Lombok

Kompas.com - 02/05/2022, 15:42 WIB
Fitri Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah di Lombok berlangsung khidmat. Tidak terjadi kerumunan warga dalam situasi yang masih pandemi Covid-19 ini.

Suasana hari raya Idul Fitri di Masjid Khairul Huda, Kelurahan Taman Sari, Kota Mataram, salah satunya.

Pelaksanaan shalat Idul Fitri berlangsung khidmat, di masjid berlantai dua yang selama dua tahun melaksanakan shalat Id dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

"Ini pertama kalinya kami melaksanakan shalat Id lagi setelah dua tahun selalu ada pembatasan, sekarang sudah lebih longgar," kata Imam, panitia pelaksana shalat Id Masjid Khairul Huda, pada Senin (2/5/2022).

Baca juga: Tahun Ketiga, Perayaan Lebaran Topat di Mataram Ditiadakan Imbas Pandemi

Meski demikian, warga tetap diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan, terutama manyarankan agar warga memakai masker, saat melaksanakan shalat Id.

Jumlah warga yang menjalani shalat Idul Fitri di tengah pandemi Covid-19 ini tidak terlalu padat.

Selain karena ada warga yang mudik, juga karena jumlah masjid sebagai lokasi shalat Idul Fitri tersebar di lebih dari 5.000 masjid se-pulau Lombok.

"Lombok terkenal dengan daerah seribu masjid, maka jemaah akan tersebar di beberapa titik tidak ada penumpukan orang," kata Imam.

Dalam khotbah yang disampaikan Lalu Ikbal Murad, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hakim, mengatakan, tentu sangat berat bagi umat Islam harus terpisah dengan bulan Ramadhan.

"Siapa pun umat yang taat, tentu akan sedih ketika berpisah dengan bulan Ramadhan ini, dan semua itu tergantung keimanan kita semua," kata dia.

Baca juga: Silaturahim dengan Presiden Jokowi, Prabowo: Saya Tadi Makan Bakso dan Tempe Bacem

Warga yang selama dua tahun berturut-turut melaksanakan shalat Id di masa pandemi Covid-19, merasa tahun ini sebagai tahun yang penuh berkah karena bisa melaksanakan shalat Id tanpa ada rasa khawatir.

Bahkan, warga diperbolehkan saling bersalaman di Idul Fitri tahun 2022 ini.

Spontan warga saling bersalaman dan berpelukan, mereka seolah meluapkan kerinduan akan keakraban Lebaran yang selama dua tahun terakhir ini tak bisa tersalurkan.

 

Tradisi ngurisan

Tradisi ngurisan atau mencukur rambut bayi yang baru lahir, juga sudah mulai dijalani di Lebaran tahun 2022.

Orangtua bayi memilih menjalani tradisi ngurisan karena hari Lebaran adalah hari baik bagi seluruh umat dan berharap anaknya menjadi anak yang soleh.

"Ini anak ketiga saya, kami melaksanakan tradisi ngurisan di hari ini karena ini hari baik, dan berharap ananda menjadi anak yang berbakti pada orangtua dan masyarakat," kata Samsudin, warga yang melaksanakan tradisi ngurisan.

Dalam tradisi ngurisan dilengkapi dengan bungai rampai, beras kuning, air kelapa dan gunting kecil, serta sejumlah uang logam.

Baca juga: Presiden Jokowi Imbau Saat Arus Balik Masyarakat Berangkat Lebih Awal demi Hindari Macet

Orangtua menggendong bayinya berkeliling dari satu jemaah ke jemaah lainnya, meminta restu dan doa, sambil mempersilahkan jemaah untuk mencukur rambut bayi atau mengusap kepalanya dengan air bunga rampai.

Hal itu diyakini sebagai doa agar bayi tumbuh sehat, cerdas, berbakti dan taat pada agama.

Lebaran tahun ini tergolong Lebaran pertama warga bisa berkumpul dan berinteraksi dengan keluarga dan kerabat setelah dua tahun sebelumnya harus terhalang pembatasan protokol kesehatan karena Covid-19.

Kini, vaksinasi telah dijalankan mencapai lebih dari 80 persen dan diyakini herd immunity telah terbentuk, sehingga warga bisa lebih tenang beraktivitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com