BENGKULU, KOMPAS.com - Gelamai atau dodol merupakan makanan spesial Suku Serawai di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Gelamai banyak dijumpai saat Hari Raya Idul Fitri. Gelamai merupakan identitas budaya kuliner memiliki makna filosofis solidaritas serta gotong royong, yang termanifestasi dalam "Ngaduk Gelamai" bagi orang Serawai.
Sebelum gelamai terhidang menjadi camilan di hari raya lebaran, ada proses panjang dalam memasaknya.
Gelamai dimasak di kuali besar dan harus dibuat bersama beberapa orang atau dalam tim, tidak bisa dibuat seorang diri.
Baca juga: Sentra Kuliner Nasi Kapau Kramat Raya, Pilihan Tempat Berburu Menu Buka Puasa Khas Minang di Jakarta
Gelamai berbahan dasar santan, gula merah, tepung beras ketan, dicampur sedikit garam.
Semua bahan dicampur menjadi satu di atas kuali besar dengan api cukup besar.
Pada saat pembuatan diperlukan adonan yang tepat agar gelamai matang sempurna. Proses mengadon gelamai inilah dikenal dengan "Ngaduk Gelamai".
Biasanya kaum pria secara bergantian akan mengaduk gelamai di atas tungku api dan kuali besar secara bergantian. Masakan tak boleh berhenti diaduk hingga masak. Bila telat diaduk maka gelamai akan gosong.
"Gelamai ini dodol manis banyak ditemukan di Kabupaten Seluma saat lebaran. Ini makanan tradisional yang memasaknya memiliki makna gotong royong," kata Bupati Seluma, Provinsi Bengkulu, Erwin Octavian saat menggelar masak gelamai bersama masyarakat di rumah dinasnya belum lama ini.
Kerja tim kata Erwin diperlukan saat memasak gelamai. Tim itu terdiri kelompok yang meracik bumbu serta tim yang mengaduk gelamai.
"Masak gelamai menjaga gotong royong kekompakan, kerjasama serta kebersamaan ini menariknya. Kegiatan semacam ini akan kami galakkan," ungkap Erwin.
Erwin mengatakan, Pemda Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu akan menjadikan agenda memasak makanan tradisional secara rutin.
Ada banyak makanan serta jajanan khas Seluma yang menurutnya harus tetap dilestarikan serta memiliki potensi menarik bila dikolaborasikan dengan pariwisata Seluma.
"Ada banyak kuliner tradisional yang tentunya akan menarik kalau kita kolaborasikan dengan pariwisata Seluma," ungkap Erwin Octavian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.