Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Pejabat Bea Cukai Sebut Ada Mafia Impor di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 28/04/2022, 12:46 WIB
Rasyid Ridho,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Terdakwa kasus pemerasan perusahaan jasa titipan, Qurnia Ahmad Bukhori, merasa dijebak oleh pimpinannya untuk memuluskan mafia impor barang di Bandara Soekarno-Hatta.

Pernyataan itu diungkapkan mantan Kepala Bidang Pelayanan Fasilitas Pabean Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Dan Cukai Type C Soekarno-Hatta pada sidang di Pengadilan Tipikor Serang.

Pada sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Slamet Widodo menghadirkan dua orang saksi yakni Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Finari Manan serta Kepala Seksi Pabean dan Cukai III Bea Cukai Soekarno-Hatta, Raden Roro Endah.

Baca juga: Didakwa Memeras Dua Perusahaan hingga Rp 3,5 M, 2 Eks Pejabat Bea Cukai Bandara Soetta Tak Ajukan Eksepsi

Qurnia merasa dirinya dijebak guna menutupi dugaan mafia impor barang di tempat penampungan sementara (TPS) PT Sinergi Karya Kharisma (SKK).

"Bahwa dengan dilakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Perusahaan Jasa Titipan tanggal 26 Maret 2021 membuat ketidaknyamanan Soni (Dirut PT SKK) dikhawatirkan pelanggaran kepabeanan yang dilakukan selama ini akan terbongkar," kata Qurnia dari Rutan Pandeglang melalui daring, Rabu (27/4/2022).

Qurnia menyebutkan, selama ini Dirut PT SKK telah banyak memberikan uang suap kepada sejumlah teman satu angkatan Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta.

Suap itu, kata Qurnia, untuk menghentikan kegiatan Monev yang dilakukannya karena ada potensi kerugian negara berupa pajak impor dan denda pada kegiatan impor barang.

"Hasil Monev PT SKK menemukan adanya indikasi pelanggaran kepabeanan berupa pengeluaran barang impor secara ilegal dan penukaran barang impor di TPS SKK, " ujar Qurnia.

Menurut Qurnia, aKepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Finari Manan dan rekan-rekannya sengaja tidak menindaklanjuti temuan pelanggaran PT SKK.

"Selama ini menerima uang gratifikasi dari Soni, FM juga merekomendasikan PJT (perusahaan jasa titipan) yang dianggap pesaing PT SKK untuk dilakukan audit," kata dia.

Baca juga: Berkas Perkara Korupsi Dilimpahkan ke Pengadilan, 2 Eks Pejabat Bea Cukai Bandara Soetta Segera Diadili

Menurut Qurnia, Dirut PT SKK Soni bersama dengan Edy Setyo selaku Direktur PT SKK yang juga Mantan Inspektur II Itjen Kemenkeu dan Pensiunan Bea dan Cukai sering bertemu dan berkonsultasi dengan Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Finari Manan.

"Soni, Edy Setyo dan FM (Finari Manan) merancang pengaduan pemerasan, dengan menggandeng VRH (Valentinus Rudi Hartono dari Inspektorat Bidang Investigasi). FM dan VRH sama-sama mantan anak buah Edy Setyo," ucap Qurnia.

Usai persidangan, Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Finari Manan tidak berkomentar terkait pernyataan Qurnia dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Negeri Serang.

"Nanti ke humas saja," kata Finari kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Ban Terbalik, Pencari Batu di Lahat Hilang Terseret Arus Sungai Lematang

Regional
Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Cemburu Istri Hubungi Mantan Suami, Pria di Kabupaten Semarang Cabuli Anak Tiri

Regional
Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Ibu di Bengkulu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pacarnya

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com