Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelisik Tragedi Ledakan Petasan yang Terus Berulang Jelang Lebaran

Kompas.com - 26/04/2022, 08:00 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Penulis

 

Pandangan budayawan

Meski petasan mempunyai potensi risiko yang besar, kenapa warga suka menyalakannya?

Budayawan, Andrik Purwasito, menjelaskan, petasan merupakan cara masyarakat untuk meluapkan kegembiraan atas datangnya Hari Raya.

“Mereka menyambut Hari Raya dengan bersenang-senang,” tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (24/4/2022).

Walau petasan berpotensi mengancam keselamatan diri sendiri dan orang lain, tetapi karena alasan kesenangan tersebut, potensi risiko tidak dipedulikan.

“Karena sangat menyenangkan, karena ini budaya populer, sehingga hal-hal yang bersifat membahayakan segera tertutupi,” terangnya.

Baca juga: Kenapa Orang Suka Menyalakan Petasan Saat Lebaran? Ini Penjelasan Budayawan

Guru besar bidang Ilmu Komunikasi Lintas Budaya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini menilai, maraknya petasan disebabkan lemahnya kontrol keamanan dan kontrol sosial.

Dari sejumlah kasus, ledakan petasan kerap terjadi di desa. Mengapa?

Terkait hal itu, Andrik menyorot soal budaya permisif masyarakat desa.

“Di desa, kegiatan-kegiatan seperti itu dimaklumi. Mereka sangat permisif. Mereka membolehkan sesuatu yang sebenarnya dilarang. Kalau di kota, begitu ada ledakan petasan, orang-orang akan protes,” jelasnya.

Baca juga: Tangan Bocah di Kediri Hancur Kena Ledakan Petasan yang Sempat Dikira Gagal Meledak

Kepala Program Studi S-3 Kajian Budaya UNS ini memandang, polisi juga sulit mengontrol kegiatan warga yang berkaitan dengan peracikan petasan.

“Kepolisian cuma ada hingga kecamatan, tak ada hingga di level desa. Mereka sulit mengontrol.

Untuk mengantisipasi berulangnya tragedi ledakan petasan, Andrik meminta pihak kepolisian maupun perangkat desa untuk meningkatkan pengawasan.

“Kalau ada patroli dan kemudian (peracik petasan) ditangkap, ndak berani orang-orang (membuat petasan),” sebutnya.

Baca juga: Detik-detik Rumah di Sleman Hancur Diduga karena Ledakan Petasan, Warga: Suaranya Sangat Keras

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Bupati dan Wali Kota Diminta Buat Rekening Kas Daerah di Bank Banten

Regional
Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Pengusaha Katering Jadi Korban Order Fiktif Sahur Bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo, Kerugian Rp 960 Juta

Regional
45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

45 Anggota DPRD Babel Terpilih Dilantik 24 September, Ini Fasilitasnya

Regional
Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Golkar Ende Usung Tiga Nama pada Pilkada 2024, Satu Dosen

Regional
Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Pascabanjir, Harga Gabah di Demak Anjlok Jadi Rp 4.700 per Kilogram, Petani Tidak Diuntungkan

Regional
Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Terjebak di Dalam Mobil Terbakar, ASN di Lubuklinggau Selamat Usai Pecahkan Kaca

Regional
Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Pemkab Solok Selatan Gelar Lomba Kupas Buah Durian

Regional
Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com