Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cear Cumpe, Cara Leluhur di Manggarai NTT Beri Nama Bayi yang Baru Lahir

Kompas.com - 25/04/2022, 10:34 WIB
Markus Makur,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi


BORONG, KOMPAS.com - Cear Cumpe, sejak lama dikenal sebagai tradisi warga Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memberikan nama kepada bayi yang baru lahir. 

Tanpa perlu kalender nama atau kumpulan buku nama bayi dengan maknanya, leluhur orang Manggarai memberikan nama kampung asli bagi seorang bayi yang berhubungan dengn alam semesta.  

Harmonis hubungan alam dengan nama bayi diritualkan oleh nenek moyang orang Manggarai dalam tradisi Cear Cumpe.

Baca juga: Mengenal Budaya Caci, Simbol Ketangkasan dan Kegembiraan Orang Manggarai

Tua Adat Manggarai Timur, Siprianus Ndau (68) kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022) menjelaskan, ritual Cear Cumpe merupakan warisan leluhur Manggarai untuk menghormati Sang Pencipta dengan memberi nama bayi setelah bersalin.

Ritual ini biasa dilangsungkan di rumah masing-masing untuk menjaga hubungan harmonis kekeluargaan serta menghormati perempuan.

"Ritual Cear Cumpe merupakan warisan nenek moyang Manggarai untuk memberikan nama bayi setelah bersalin. Orang Manggarai sangat menghargai, menghormati dan menjaga budaya yang sudah diwariskan secara terus menerus," jelasnya.

Siprianus menjelaskan, hingga era modern dan teknologi ini, warisan leluhur ini terus diritualkan secara terus menerus dalam hidup berkeluarga.

Bahkan, keluarga-keluarga Manggarai terus merawat, menjaga dan melestarikan budaya ini secara turun temurun.

"Setiap keluarga selalu melaksanakan ritual Cear Cumpe setelah ibu bersalin. Ritual ini selalu dilaksanakan dalam masyarakat dan keluarga orang Manggarai," jelasnya.

Baca juga: Menyimpan Padi Dalam Bambu Betung, Cara Leluhur Orang Manggarai Selamat dari Paceklik

Makna Cear Cumpe

Akademisi dari Universitas Katolik Santo Paulus Ruteng, Adi M. Nggoro, menjelaskan, Cear Cumpe memiliki makna membongkar tungku api.

Makna ini merujuk pada seorang ibu yang merasa kedinginan sehingga tidur di dekat tungku api untuk menghangatkan badan karena banyak darah keluar setelah bersalin. 

Jika seorang ibu merasa badannya sudah cukup hangat dan bayi yang baru lahir sudah lewat dari lima hari setelah bersalin, maka boleh keluar kamar tidur dekat tungku api (ruis sapo) dan tidur di kamar keluarga.

Pindah lokasi tidur dari dekat tungku api ke kamar keluarga inilah yang disebut Cear Cumpe. 

Hal itu kemudian dilanjutkan dengan pemberian nama (teing ngasang) setelah bayi berusia 3 bulan.

Baca juga: Dugaan Penipuan Calon Pekerja Asal NTT yang Hendak ke Malaysia, Polisi Periksa 9 Saksi

 

Acara pemberian nama pertama adalah untuk nama kampung (teing ngasang tu'u agu ngasang beo) sebelum pemberian nama baptis dalam agama Katolik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Hujan Disertai Angin di Semarang, Puluhan Rumah Roboh dan Pohon Tumbang

Regional
Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Sambut HUT Ke-76 Provinsi Sumut, Pj Gubernur Hassanudin: Momen Ini Jadi Ajang Evaluasi dan Introspeksi

Regional
Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Korban Banjir di Lebong Bengkulu Butuhkan Air Bersih dan Pangan

Regional
Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com