Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jalan Daendels di Jalur Pantai Selatan Jawa

Kompas.com - 24/04/2022, 19:29 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Jalur Pantai Selatan atau jalur Pansela merupakan jalan di sisi selatan Pulau Jawa yang membentang dari Provinsi Banten Hingga Jawa Timur.

Dikutip dari data Kementerian PUPR, panjang jalur Pansela mencapai 1.405 kilometer, dengan lebar rata-rata mencapai 5-7 meter.

Baca juga: Profil Jalur Pansela, Rute Mudik Alternatif di Selatan Pulau Jawa

Sering disebut sebagai Jalan Daendels, ternyata rute mudik lebaran ini menyimpan fakta sejarah yang menarik untuk disimak.

Baca juga: Biografi Singkat Raden Saleh dan Makna Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro

Jalur Upeti di Masa Kerajaan

Jalur Pantai selatan diketahui sudah ada sejak abad ke-4 yaitu di masa berdirinya berbagai kerajaan di Pulau Jawa.

Berbagai kerajaan yang berdiri silih berganti di pesisir selatan Pulau Jawa telah lebih dulu menggunakan jalur ini sebagai jalur penghubung.

Jalur ini pun dikenal sebagai jalur untuk mengirimkan upeti bagi kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa.

Barang-barang yang dibawa merupakan pajak atau upeti yang diserahkan kepada raja dari daerah-daerah yang berada di luar pusat pemerintahan.

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Pernah Menjadi Jalur Perlawanan Pangeran Diponegoro

Pada masa kolonial, jalur ini digunakan oleh Pangeran Diponegoro sebagai rute perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda.

Sebagai rute gerilya, jalur ini menyimpan sejarah perlawanan pada sekitar tahun 1825-1830 atau pada periode Perang Diponegoro.

Sementara Augustus Dirk Daendels yang membangun jalan ini baru menjabat sebagai asisten residen Ambal pada 1838.

Ia kemudian mengganti nama jalur ini dengan namanya untuk meredupkan pamor Pangeran Diponegoro yang saat itu melekat sebagai sosok yang melakukan perlawanan keras terhadap Hindia Belanda.

Jalan Daendels Pantura dan Pansela Tidak Dibangun Oleh Orang yang Sama

Kebanyakan orang mengira Jalan Daendels di Pantura dan Pansela dibangun oleh sosok yang sama.

Dilansir dari laman Antara, Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) atau dikenal dengan Jalan Raya Anyer-Panarukan dibangun oleh Gubernur Jenderal Belanda Herman Willem Daendels.

Sementara Jalan Raya Utama (Belangrijke Wegen) di Jalur Pansela dibangun oleh Agustus Dirk Daendels atau AD Daendels yang menjabat sebagai asisten residen Ambal.

Pembangunan Jalan Dilakukan pada 1838

Pembangunan Jalur Pansela juga tidak dibangun bersamaan dengan Jalan Raya Pos (1808-1811).

Pembangunannya baru dilakukan sekitar 27 tahun setelah Jalan Raya Anyer-Panarukan.

Waktunya bertepatan dengan penugasan Augustus Dirk Daendels sebagai asisten residen Ambal pada 1838.

Adapun panjang jalan Daendels yang dibangun saat itu sekitar 130 kilometer yang membentang dari Cilacap hingga Bantul.

Sumber:
antaranews.com, properti.kompas.com, dan regional.kompas.com 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com