SOLO, KOMPAS.com - Kirab Malam Selikuran Bulan Ramandhan 2022, Keraton Solo, Jawa Tengah, kembali digelar.
Gelaran ditandai dengan dibukanya pintu Keraton Kota Solo, disusul 500an para kerabat dan abdi dalem keluar berjejer.
Mereka membawa 1.000 tumpeng persis yang dibawanya dari Keraton Solo menuju Masjid Agung Kota Solo.
Tumpeng yang disimpan dalam kotak kayu yang dipingul para abdi dalem itu, diperuntukkan untuk masyarakat yang telah menunggu kedatangan mereka di Masjid Agung Kota Solo.
Baca juga: Kirab Tumpeng Setinggi 2 Meter dan Hasil Bumi, Cara Penyintas Sambut Ramadhan
Langkah para rombongan beriringan dengan lantunan doa-doa dan lantunan gamelan.
Para abdi dalem membawa tumpeng, lampion, serta lampu ting berjalan melewati Jalan Supit Urang, Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah.
"Upacara Ini dilaksanakan sebagai kewajiban Keraton kasunanan Surakarta sebagai kerajaan Mataram Islam, sampeyan dalam memerintahkan utusan dalam untuk membawa hajat dalam tumpeng sewu," kata Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KP Dani Nur Adiningrat, di Masjid Agung Kota Solo, Jumat (22/4/2022).
Sesampainya di Masjid Agung, para rombangan langsung menetapkan dirinya di serambi masjid lalu kembali berdoa dan dilanjutkan pembagian tumpeng 1.000.
"Tumpeng Sewu ini adalah untuk wilujeng. Wilujeng itu dari kata kawilujengan atau keselamatan jadi doa keselamatan dilambangkan 1000 bulan lewat 1000 tumpeng. Dan lewat lampu ting menandakan cahaya, jadi penuh cahaya atau penuh barokah," jelasnya.
Dalam perayaan ini pula, dilantunkan doa keselamatan bagi Raja Keraton Kasunanan Surakarta (Keraton Solo) Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi beserta kerabat.
Baca juga: Tradisi Rebo Wekasan di Desa Suci Gresik Kali Ini Tanpa Kirab Tumpeng Keliling
Serta keselamatan seluruh rakyat dan negara Republik Indonesia di bulan penuh berkah bagi umat Islam ini.
Ketua Takmir Masjid Agung Surakarta, HM Muhtarom menjelaskan, tradisi kirab membawa banyak filosofi.
"Kita semoga mampu menyerap tata nilai ataupun makna filosofi pesan-pesan moral dari malam Lailatul Qadar itu, malam selikuran kita mendapatkan fadhilah (keutamaan) surat Al Qodar kemudian kita lebih baik menjadi manusia makhluk Allah yang lebih baik setiap harinya," beber Muhtarom.
Sementara itu, Warga Klaten, Puji Lestari (70), mengaku mendapat pembagian seribu tumpeng yang yang disimpan dalam kotak kayu itu.
Nasi tumpeng itu berisi nasi gurih berbentuk tumpeng kecil disertai kedelai hitam, cabai hijau, rambak, dan mentimun.
"Dapat nasi, buah, apem, jadah, wajik. Mau dimakan dijadikan berkah. Dapat satu pasang sama satu pasang," kata Puji.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.