LEWOLEBA, KOMPAS.com - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Kabupaten Lembata, NTT, terus memantau aktivitas gunung api Ile Lewotolok.
Petugas PGA Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel mengatakan, status Gunung Api Ile Lewotolok masih berada di level III atau siaga.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus, Warga Diminta Waspada Ispa dan Lahar
"Saat ini masih level III. Dalam tingkat ini warga sekitar, pengunjung, pendaki dan wisatawan diminta agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak atau kawah Ile Lewotolok," ujar Yeremias dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (20/3/2022).
Yeremias juga meminta masyarakat Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai awan panas dari bagian tenggara puncak kawah.
Warga Desa Jontona, Asan Keluli (53) mengatakan, meski sudah lebih dari sepekan Gunung Api Ile Lewotolok erupsi, tetapi situasi di wilayah itu kondusif.
"Kami masyarakat di sini aman. Tetapi tetap waspada terhadap banjir dan lahar panas," ujar Asan saat dihubungi, Rabu malam.
Hanya saja, lanjut Asan, warga di sekitar lereng gunung api mengalami kesulitan untuk mendapat air minum bersih.
Pasalnya, air sumur yang ada di desa itu hanya bisa dimanfaatkan untuk cuci dan mandi. Sementara untuk air minum bersih dipasok dari wilayah tetangga.
"Kalau untuk minum dari air PAM. Sumbernya dari kecamatan tetangga yang berdekatan dengan ibu kota Kabupaten Lembata," ujarnya.
Meski demikian, beber Asan, aliran air menuju wilayah tersebut kurang lancar. Apalagi pasokan air yang mereka terima secara bergilir.
"Airnya kurang lancar. Kalaupun lancar kita pakai secara bergilir satu desa tiga hari. Setelah itu pindah ke desa lain," katanya.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok 17 Kali Meletus dalam 6 Jam, Asap Membubung 250 Meter
Asan mengaku, kesulitan air minum, juga mereka rasakan saat kegiatan atau acara yang melibatkan banyak orang. Mereka terpaksa merogoh kocek senilai Rp 20.000 untuk mendapat air minum bersih.
"Itu satu drum Rp 20.000. Kalau kebutuhan banyak, uang yang dikeluarkan cukup banyak. Kita berharap pemerintah bisa membantu," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.