Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyimpan Padi Dalam Bambu Betung, Cara Leluhur Orang Manggarai Selamat dari Paceklik

Kompas.com - 18/04/2022, 07:45 WIB
Markus Makur,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Warga di Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kearifan lokal untuk menyimpan padi supaya aman dan tahan lama. Salah satunya adalah menyimpan padi di bambu betong atau bambu betung.

Cara ini sudah dilakukan oleh orang Manggarai terdahulu, terutama untuk mengatasi paceklik di era 1950-an.

Linus Ropa, seorang tokoh masyarakat Manggarai Timur, menjelaskan, nenek moyang dan orangtuanya memiliki cara menyimpan padi di bambu betong. Hal ini sebagai bagian dari kemampuan warga terdahulu menggunakan bahan-bahan dari alam untuk menjaga keberlangsungan pangan, khususnya padi.

Baca juga: Saat Kaum Perempuan Manggarai Timur Hidangkan Ubi Kayu dan Ketupat untuk Gubernur NTT...

Menurut Linus, leluhur orang Manggarai menjaga keamanan dan ketahanan pangan supaya tidak lapar saat musim paceklik.

"Saya melihat orangtua saya sewaktu saya masih kecil mengambil bambu betong. Membersihkan lubang bagian dalam untuk menyimpan padi yang sudah dipanen. Zaman itu padi sangat langka sebab makanan utama masyarakat adalah jagung dan ubi jalar, selain singkong. Sebelum mengenal padi yang diolah menjadi beras, leluhur orang Manggarai mengenal jagung, ubi jalar sebagai makanan pokok di kampung-kampung," kata Linus kepada Kompas.com di kediamannya di Kampung Padarambu, Kelurahan Watunggene, Kecamatan Kota Komba, Rabu (13/4/2022).

Baca juga: Pelajar SMAN 5 Manggarai Timur Bertanding di Kejuaraan Dunia Kempo, Bupati Janjikan Hadiah

Linus menjelaskan, kini cara menyimpan padi di bambu betung jarang ditemukan di kampung-kampung. Saat ini diganti dengan karung plastik.

"Biasanya yang saya tahu dan melihat cara menyimpan padi, di antaranya, setelah panen padi ladang dijemur. Setelah jemur padi itu dimasukkan di dalam bambu betung. Padi yang sudah simpan di dalam bambu itu disimpan di bale-bale di dapur agar asap api mengenai bambu tersebut. Bagian atas bambu itu ditutup. Cara menyimpan ini sangat aman dari berbagai gangguan tikus dan semut," jelasnya.

Linus mengisahkan, zaman dulu makanan utama adalah jagung, ubi jalar, dan singkong. Ada jenis masakan jagung yang sangat enak zaman itu yakni masakan bombo atau bose.

Yosep Geong, tokoh masyarakat lainnya di Manggarai Timur menjelaskan, stok pangan padi ladang di kampung Rajong Koe-Nunur, Desa Mbengan tidak kekurangan saat masa paceklik. Sebab, cara menyimpan padi di bambu betung bertahan sangat lama. Padi di dalam bambu betung juga tidak rusak.

"Saat saya masih kecil, saya melihat mama sangat terampil mengisi padi di dalam bambu betung. Berderetan bambu betung dengan ukuran 3-4 meter berjejeran di bale-bale di atas tungku api. Asap api terus mengenai bambu tersebut. Namun, asap api tidak masuk dalam lubang bambu karena bagian atasnya ditutup rapi," jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seluruh Guru di Kabupaten Semarang Iuran Demi Pembangunan Gedung PGRI

Seluruh Guru di Kabupaten Semarang Iuran Demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Anggota DPD Abdul Kholik Beri Sinyal Maju Pilgub Jateng Jalur Independen

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com