Gultom menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan polisi, pengemudi ternyata tidak memiliki SIM.
Sopir tersebut juga meninggal dunia di lokasi.
"Pengemudi tidak cakap saat melintasi jalan turunan menikung tajam, sehingga lepas kendali, out of control," jelas Gultom.
Polisi juga menemukan truk melebihi batas muatan. Sebab, peruntukannya bukan untuk memuat orang namun mengangkut barang.
"Pengemudi mencoba menguasai kemudi namun karena volume muatan kendaraan berat sehingga kendaraan meluncur hilang kendali dan menabrak tebing," papar Gultom.
Dari 18 orang yang tewas, seorang balita berusia tiga tahun dan seorang ibu rumah tangga juga menjadi korban tewas kecelakaan maut tersebut.
Ibu rumah tangga itu merupakan tukang masak di kamp penambangan emas ilegal.
"Iya, ada korban satu balita dan satu ibu rumah tangga, sisanya pria pekerja di lokasi tambang emas di Minyambouw," kata Ketua Flobamora Papua Barat, Clinton Tallo.
Clinton mengemukakan, para korban yang meninggal dunia merupakan warga yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan bekerja di pertambangan.
"Itu warga kami, ada yang didatangkan oleh pihak yang mempekerjakan dari NTT namun ada juga yang sudah lama menetap di sini. Mereka penambang," tutur Clinton.