Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Yatim Piatu Usia 7 Tahun Tewas Dibanting Kakak Sepupu, Dituduh Mencuri dan Sering Dianiaya

Kompas.com - 13/04/2022, 13:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Naib tragis dialami D (7), asal Blateran RT 001/002, Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Bocah perempuan tersebut dianiaya hingga tewas oleh kakak sepupunya, F (18) pada Selasa (12/4/2022) sore.

D adalah anak yatim piatu. Sejak ayah dan ibunya meninggal, D diasuh oleh budenya yakni ibu kandung F.

Namun saat ini sang bude pergi merantau ke Jakarta dan D tinggal bersama tiga kakak sepupunya.

Baca juga: Bocah 7 Tahun di Sukoharjo Tewas, Diduga Dianiaya Kakak Sepupu

Ahmad, warga sekitar bercerita penganiayaan tersebut berawal saat korban bermain dan tak kunjung pulang. F kemudian mencari D dan mengajaknya pulang.

Sampai di rumah D dianiaya kakak sepupunya dengan alasan sering bermain dan terlambat pulang.

Korban pun tak sadarkan diri dan dilarikan ke PKU Muhammadiyah Kartasura untuk mendapatkan perawatan. Namun nyawanya tak tertolong karena D mengalami luka serius.

"Sekitar pukul 17.00 WIB korban dibawa ke RS PKU Muhamamdiyah. Kemungkinan kondisinya sudah kritis," ungkap dia.

Baca juga: Bocah 7 Tahun di Sukoharjo Tewas, Diduga Dianiaya Kakak Sepupu

Sementara itu Kepala Dusun I Blateran, Arep Qomarudin mengatakan di hari kejadian, kakak sepupu korban meminjam keranda dan alat untuk memandikan jenazah.

Namun saat ditanya, dia tidak menjawab.

"Warga curiga ada apa sebenarnya? Ternyata benar kecurigaan warga, ada anak yang meninggal di rumah itu,” kata Arep Qomarudin dikutip dari Kompas.id.

Warga kemudian melapor ke polisi karena curiga melihat banyak luka lebam di tubuh bocah periang tersebut.

Menurut Arep, kakak sepupu korban mengaku D terluka karena jatuh dari lantai atas.

Baca juga: Cekcok, Pria di Sumsel Tewas Dianiaya Kakak Beradik di Pinggir Jalan

 

Seminggu tak sekolah karena sakit

Ilustrasi kekerasan seksual pada anak.Shutterstock Ilustrasi kekerasan seksual pada anak.
Menurut Kepala Sekolah TK Aisyiyah Ngabean 2, Rusmiati Hidayah, D sudah satu minggu lebih tidak berangkat ke sekolah dengan alasan sakit.

"Dia masuk baru hari ini, tapi kondisinya seperti itu (penuh lebam). Pertama saya lihat lengan dan di pipi," kata dia, Selasa (12/4/2022),

Rusmiati memeriksa tubuh D dan menemukan luka lebam di tubuh bocah 7 tahun itu. Saat ditanya, korban mengaku dipukul kakaknya menggunakan kayu.

"Saat saya tanya kenapa sampai dipukul, dia bilang kalau dia ngeyel sama kakaknya," kata dia.

Baca juga: Gara-gara Bermain Layangan, Anak Dianiaya Ayahnya hingga Meninggal, Terungkap Usai Makam Dibongkar

Salah satu kakak D, berinisial F (18) kemudian dipanggil Rusmiati untuk mengkonfirmasi luka di tubuh D. Kepada Rusmiati, F mengakui jika ia memukul D.

"Saya pesan jangan dipukul lagi. Dia masih anak-anak," kata dia.

Hingga akhirnya, saat salat magrib, Rusmiati mendapatkan kabar jika muridnya sudah meninggal dunia.

Rusmiati mengatakan, sikap D berubah sejak 5 bulan terakhir.

"Dia dulu orangnya periang, hebat, pinter. Setelah orang tuanya (bulek dan omnya) ada masalah (bercerai), anaknya agak berontak," ucapnya.

Baca juga: Investigasi Komnas HAM, Prajurit TNI Diduga Siksa 7 Bocah SD di Sinak, Papua, dari Pagi hingga Malam, 1 Anak Tewas

"Dia sempat bercerita baru sakit hati, karena ibunya pergi ke Jakarta gak pamit," tambahnya.

Sementara itu teman korban, Ky bercerita terakhir kali melihat D pada Selasa pagi.

"Tadi jalannya kaki kanannya diseret, dia pakai sendal," katanya.

Ky bercerita D anak yang pendiam. Selain itu, kepala korban juga botak.

"Dia pakai jilbab, tapi kepalanya gak ada rambutnya, dibotak," ujarnya.

 

Dibanting hingga kepala terbentur

Ilustrasi penganiayaanShutterstock Ilustrasi penganiayaan
Kapolsek Kartasura AKP Mulyanta mengatakan korban selama ini kerap dianiaya oleh F. Bocah 7 tahun itu dituduh sering mencuri uang.

"Dugaan awal, tersangka jengkel karena orang tuanya sudah nggak ada, dan (korban) dituduh mencuri uang. Kemudian dianiaya oleh kakaknya," kata Mulyanta, kepada TribunSolo.com, Selasa (12/4/2022).

Diduga F tak hanya sekali menganiaya D. Bahkan korban dianiaya sejak beberapa bulan terakhir. Korban sering disiksa dengan cambuk kasur, bahkan diikat dengan tali rafia.

"Yang terakhir dibanting, kepalanya kena lantai, dan sempat muntah," ucapnya.

Dari tangan F, polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperi cambuk kasur, tali rafia, dan kasur.

SUMBER:: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Ardi Priyatno Utomo), Tribun Solo, Kompas.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com