Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Pembangunan Bendungan Kolhua, Warga: Jangan Bongkar Tanah Leluhur Kami

Kompas.com - 12/04/2022, 10:49 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Ratusan warga dari Suku Helong yang berdomisili di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak pembangunan Bendungan Kolhua.

Warga yang merupakan pemilik sah lahan di lokasi calon Bendungan Kolhua menggelar aksi di halaman Kantor Lurah Kolhua, Senin (11/4/2022).

Dalam aksinya, mereka dikoordinasikan oleh Yosep Bistolen selaku ketua Serikat Tani Kolhua, Dance Bistolen (perwakilan RT), Maksi Melianus Buifena dan Alexis Bistolen.

Baca juga: Inspektorat Dalami Temuan Uang Rp 15 Juta Terkait OTT Kadis PUPR Kupang

Resah dengan pembangunan bendungan

Yosep Bistolen mengaku, masyarakat resah terkait pembangunan Bendungan Kolhua.

Dia menyebutkan, warga marah karena nama-nama mereka yang diundang lurah mengikuti sosialisasi dari pemerintah hanya rekayasa sepihak.

"Sampai mati pun kami tidak akan dukung pembangunan bendungan itu," tegas Yosef, Selasa (12/4/2022).

Baca juga: Kepala Dinas di Kupang Terjaring OTT, Ditemukan Uang Tunai Rp 15 Juta

Menurutnya, warga dari marga Laiskodat, Bistolen, dan Foenay selaku perwakilan Suku Helong tetap bersikap tegas menolak pembangunan itu.

"Jangan ada yang bongkar (tanah) leluhur kami. Kami tolak Bendungan Kolhua. Ingat, ganti lurah tidak seharga leluhur kami," tegasnya.

Baca juga: Aturan Perjalanan Dilonggarkan, Jumlah Penumpang Bandara El Tari Kupang Meningkat

Senada dengan itu, Alexius Bistolen, mengatakan, pembangunan bendungan harus mengairi lahan bukan merugikan warga.

"Sikap warga sudah jelas menolak pembangunan itu karena merugikan masyarakat,"ujar Alexius.

Alexius menyebutkan, sejak awal warga sudah ngotot menolak pembangunan itu karena lahan produktif pertanian mereka selama turun-temurun akan hilang.

Selain lahan hilang, proses pembangunan itu sengaja dibangun untuk menghilangkan etnis Helong yang ada di Kota Kupang.

“Jangan rampas kehidupan kami di Kelurahan Kolhua, karena lahan kami merupakan lahan produktif yang selama ini menghidupi kami,” tegasnya.

Baca juga: Sambung Listrik ke Rumah Tanpa Izin PLN, Pria di Kupang Tewas Kesetrum

Sampai kapan pun, kata Alexius, warga yang bermukim di sekitar area yang direncanakan untuk Bendungan Kolhua tetap menolak.

Sementara itu, perwakilan warga, Maksi Melianus Buifena menambahkan, pihaknya meminta Lurah dipindahkan karena tidak berpihak kepada warga.

"Kami minta Lurah segera dipindahkan karena menjebak kami. Lurah telah mencelakakan kami dengan merekayasa nama warga yang diundang mengikuti sosialisasi pembangunan bendungan oleh pemerintah di aula El Tari Kupang pekan lalu," kata Maksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggi Kolom Erupsi Eksplosif Gunung Ruang Sulut Capai 3.000 Meter

Tinggi Kolom Erupsi Eksplosif Gunung Ruang Sulut Capai 3.000 Meter

Regional
Gunung Ruang Status Tanggap Darurat, 11.615 Penduduk Harus Mengungsi

Gunung Ruang Status Tanggap Darurat, 11.615 Penduduk Harus Mengungsi

Regional
Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Regional
2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Regional
Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Percekcokan Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Percekcokan Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Regional
Ayah Perkosa Anak Kandung sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Ayah Perkosa Anak Kandung sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Regional
Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com