KUPANG, KOMPAS.com - Ratusan warga dari Suku Helong yang berdomisili di Kelurahan Kolhua, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menolak pembangunan Bendungan Kolhua.
Warga yang merupakan pemilik sah lahan di lokasi calon Bendungan Kolhua menggelar aksi di halaman Kantor Lurah Kolhua, Senin (11/4/2022).
Dalam aksinya, mereka dikoordinasikan oleh Yosep Bistolen selaku ketua Serikat Tani Kolhua, Dance Bistolen (perwakilan RT), Maksi Melianus Buifena dan Alexis Bistolen.
Baca juga: Inspektorat Dalami Temuan Uang Rp 15 Juta Terkait OTT Kadis PUPR Kupang
Yosep Bistolen mengaku, masyarakat resah terkait pembangunan Bendungan Kolhua.
Dia menyebutkan, warga marah karena nama-nama mereka yang diundang lurah mengikuti sosialisasi dari pemerintah hanya rekayasa sepihak.
"Sampai mati pun kami tidak akan dukung pembangunan bendungan itu," tegas Yosef, Selasa (12/4/2022).
Baca juga: Kepala Dinas di Kupang Terjaring OTT, Ditemukan Uang Tunai Rp 15 Juta
Menurutnya, warga dari marga Laiskodat, Bistolen, dan Foenay selaku perwakilan Suku Helong tetap bersikap tegas menolak pembangunan itu.
"Jangan ada yang bongkar (tanah) leluhur kami. Kami tolak Bendungan Kolhua. Ingat, ganti lurah tidak seharga leluhur kami," tegasnya.
Baca juga: Aturan Perjalanan Dilonggarkan, Jumlah Penumpang Bandara El Tari Kupang Meningkat
Senada dengan itu, Alexius Bistolen, mengatakan, pembangunan bendungan harus mengairi lahan bukan merugikan warga.
"Sikap warga sudah jelas menolak pembangunan itu karena merugikan masyarakat,"ujar Alexius.
Alexius menyebutkan, sejak awal warga sudah ngotot menolak pembangunan itu karena lahan produktif pertanian mereka selama turun-temurun akan hilang.
Selain lahan hilang, proses pembangunan itu sengaja dibangun untuk menghilangkan etnis Helong yang ada di Kota Kupang.
“Jangan rampas kehidupan kami di Kelurahan Kolhua, karena lahan kami merupakan lahan produktif yang selama ini menghidupi kami,” tegasnya.
Baca juga: Sambung Listrik ke Rumah Tanpa Izin PLN, Pria di Kupang Tewas Kesetrum
Sampai kapan pun, kata Alexius, warga yang bermukim di sekitar area yang direncanakan untuk Bendungan Kolhua tetap menolak.
Sementara itu, perwakilan warga, Maksi Melianus Buifena menambahkan, pihaknya meminta Lurah dipindahkan karena tidak berpihak kepada warga.
"Kami minta Lurah segera dipindahkan karena menjebak kami. Lurah telah mencelakakan kami dengan merekayasa nama warga yang diundang mengikuti sosialisasi pembangunan bendungan oleh pemerintah di aula El Tari Kupang pekan lalu," kata Maksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.