Senada dengan itu, Alexius Bistolen, mengatakan, pembangunan bendungan harus mengairi lahan bukan merugikan warga.
"Sikap warga sudah jelas menolak pembangunan itu karena merugikan masyarakat,"ujar Alexius.
Alexius menyebutkan, sejak awal warga sudah ngotot menolak pembangunan itu karena lahan produktif pertanian mereka selama turun-temurun akan hilang.
Selain lahan hilang, proses pembangunan itu sengaja dibangun untuk menghilangkan etnis Helong yang ada di Kota Kupang.
“Jangan rampas kehidupan kami di Kelurahan Kolhua, karena lahan kami merupakan lahan produktif yang selama ini menghidupi kami,” tegasnya.
Baca juga: Sambung Listrik ke Rumah Tanpa Izin PLN, Pria di Kupang Tewas Kesetrum
Sampai kapan pun, kata Alexius, warga yang bermukim di sekitar area yang direncanakan untuk Bendungan Kolhua tetap menolak.
Sementara itu, perwakilan warga, Maksi Melianus Buifena menambahkan, pihaknya meminta Lurah dipindahkan karena tidak berpihak kepada warga.
"Kami minta Lurah segera dipindahkan karena menjebak kami. Lurah telah mencelakakan kami dengan merekayasa nama warga yang diundang mengikuti sosialisasi pembangunan bendungan oleh pemerintah di aula El Tari Kupang pekan lalu," kata Maksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.