Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Setelah Melaporkan Bos Sinarmas Sekuritas, Pengusaha Asal Solo Surati Kapolri dan Jokowi

Kompas.com - 11/04/2022, 18:05 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com - Pengusaha asal Solo, Andri Cahyadi mempertanyakan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang diduga melibatkan Komisaris Utama PT Sinarmas Sekuritas Indra Widjaja.

Andri merupakan pelapor sekaligus korban dalam kasus tersebut.

"Sampai hari ini yang saya ketahui bahwa terlapor yaitu Bapak Indra Widjaja, sampai hari ini juga belum pernah dipanggil, sehingga saya merasa bahwa saya harus menyurati kepada Bapak Kapolri dan tembusan kepada Presiden," kata Andri Cahyadi, kepada Kompas.com, pada Senin (11/4/2022).

Namun, hingga saat ini, surat yang dikirim belum ada balasannya.

Andri mempertanyakan kenapa Indra Wijaya juga belum dimintai keterangan oleh kepolisian.

Baca juga: Komisaris Utama dan Dirut Sinarmas Sekuritas Dilaporkan ke Bareskrim atas Dugaan TPPU

Andri mengaku, dirinya pernah dimintai keterangan dan juga menyerahkan sejumlah barang bukti.

"Sampai hari ini, saya belum ada respons dari beliau-beliau. Jadi, saya cuma berharap agar Bapak Indra Wijaya sebagai terlapor bisa dipanggil. Setelah dipanggil, saya berharap proses ini bisa dinaikkan segera ke penyelidikan," ujar dia.

"Supaya kasus ini betul-betul terang benderang dibuka tidak ada satu pun ditutupi. Dari bukti-bukti, saya yang tidak atau belum didalami karena saya sendiri sudah menyerahkan semua bukti-bukti yang sudah saya miliki. Dan bahkan, ada bukti-bukti yang baru yang seharusnya lebih dalam lagi, tetapi sampai hari ini masih belum ada tindak lanjut itu kira-kira," ujar dia.

Andri mengklaim, kerugian yang dialaminya terus meningkat seiring tak kunjung ada titik terang kasus tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com