MATARAM, KOMPAS.com - Ribuan orang dari Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar aksi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) NTB, Senin (11/4/2022).
Dalam aksi tersebut, massa berdatangan ke kantor DPRD sekitar pukul 10.00 Wita dan nampak sejumlah mahasiswa membawa perangkat salah satunya poster bertuliskan turunkan harga minyak goreng.
Komandan Aksi, Elo Jason mengungkapkan, tuntutan masa hari ini bukan hanya persoalan menolak presiden 3 periode, tapi juga isu-isu yang menyangkut kebutuhan rakyat.
Baca juga: 150 Personel Brimob dan Sabhara Diterjunkan Amankan Demo 11 April di Manokwari
"Isu yang digaungkan soal 3 periode bukan hal yang pokok. Berbicara tentang penambahan periode dari Jokowi, bagi kita isu yang didompleng oleh kepentingan-kepetingan elite," kata Elo ditemui di sela-sela aksi, Senin.
Elo mengatakan, tuntutan terpenting yang disampaikan adalah agar pemerintah lebih memperhatikan kondisi rakyat di tengah kesulitan ekonomi dan kenaikan harga bahan pokok seperti minyak goreng hingga BBM.
"Kita lebih ke persoalan normatif rakyat hari ini seperti bahan sembako minyak goreng yang naik, soal BBM yang naik, subsidi yang dicabut, dan lain sebagainya," tegas Elo.
Pihaknya juga menuntut agar pemerintah daerah segera menyelesaikan konflik lahan rakyat dengan perusahaan yang ada di NTB seperti kasus penyelesaian ganti rugi lahan masyarakat di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
"Tuntutan kami juga meminta pemerintah agar secepatnya menyelesaikan pembayaran ganti rugi lahan di KEK Mandalika dan melakukan relokasi untuk masyarakat di kawasan tersebut," kata Elo.
Baca juga: Tim Infront MXGP Tinjau Lokasi Sirkuit Samota, Gubernur NTB: Mereka Suka dengan Kontur Areanya
Sementara itu Kapolresta Mataram Kombes Pol Heri Wahyudi mengungkapkan bahwa ada lima elemen masyarakat yang melakukan aksi di dua titik gedung pemerintahan NTB.
"Ada dua titik kita amankan yakni di DPRD dan Kantor Gubernur NTB, ada lima elemen masyarakat hari ini yang melakukan penyampaian pendapat di muka umum," kata Heri.
Untuk pengamanan, Polresta Mataram mengerahkan lebih 400 personel dengan dibekali mobil water canon dan ditambah BKO dari Polda NTB menjadi 788 personel gabungan.
"788 personil terdiri dari Polresta Mataram dan Polda NTB, aksi berjalan dengan tertib dan baik, kita mengutamakan sikap humanis," kata Heri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.