TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kepala Polres Kota (Polresta) Tasikmalaya AKBP Aszhari Kurniawan mengaku telah menurunkan 200 anggotanya untuk pengamanan aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa sampai menduduki gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (8/4/2022).
Meski sempat ada miskomunikasi saat aksi tersebut antara mahasiswa dan petugas kepolisian, pihaknya mengklaim aksi tersebut masih dalam batasan kondusif.
"Kami menurunkan 200 personel. Massa aksi ini diperkirakan mencapai enam elemen. Alhamdulillah mereka (akhirnya) dapat meninggalkan DPRD dengan kondusif," jelas Aszhari kepada wartawan, Jumat sore.
Baca juga: Ribuan Mahasiswa Tasikmalaya Duduki Gedung Dewan Tolak Kenaikan BBM dan Wacana Presiden 3 Periode
Aszhari menyebut miskomunikasi antara pihaknya dengan pengunjuk rasa saat upaya negoisasi supaya demonstrasi berjalan lancar dan aman.
Namun, saat dirinya berbicara ada dari pihak mahasiswa merebut pengeras suara yang dipegangnya saat itu.
"Tadi sempat ada mis (miskomunikasi). Saat kami negosiasi, salah satu perwakilan mahasiswa mengaku bersedia untuk bertemu ketua (DPRD Kota Tasikmalaya). Tapi ketika ketua sudah masuk, mereka menolak kehadiran ketua. Saya tadi mencoba menyampaikan kalau ketua hadir bersama massa. Tapi mahasiswa merebut mikrofon (pengeras suara)," tambahnya.
Baca juga: Mahasiswa di Purwokerto Demo Tolak Perpanjangan Masa Jabatan Presiden
Aszhari pun mengklaim dalam aksi tersebut tak ada aksi pemukulan atau saling pukul antara petugas Kepolisian dengan pihak mahasiswa.
Hal ini pun sampai para mahasiswa akhirnya bisa masuk menduduki ruang rapat Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya di lantai 2.
"Tidak ada yang kena pukul dan tidak ada yang memukul," tegas dia.
Sebelumnya, ribuan mahasiswa dari hampir semua kampus wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, serempak turun ke jalan berunjukrasa mengumandangkan lagu Reformasi menentang kebijakan pemerintahan, Jumat (8/4/2022) sore.
Mereka menuntut kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kenaikan harga bahan pokok termasuk minyak goreng dan wacana penundaan Pemilu dibatalkan karena dinilai menyengsarakan rakyat secara langsung.
Baca juga: Tolak Wacana Jabatan Presiden 3 Periode, Ribuan Mahasiswa di Palembang Blokade Jalan DPRD Sumsel
Pantauan Kompas.com, aksi gabungan seluruh elemen mahasiswa di Tasikmalaya tersebut dimulai dengan konvoi motor dan mobil dengan tujuan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya di Kawasan Perempatan Jati, Indihiang, Kota Tasikmalaya.
Bahkan, ada beberapa mahasiswa yang sudah datang ke titik unjuk rasa sejak pukul 13.00, Selasa siang.
Sesaat seluruh gabungan mahasiswa tiba di lokasi, terlihat ratusan petugas Kepolisian dari Polresta Tasikmalaya sudah berjaga mengamankan lokasi demonstrasi.
Meski sedang menjalankan ibadah puasa, ribuan mahasiswa lengkap beratribut kampus dan organisasinya mulai merangsek ke depan penjagaan petugas Kepolisian.
Mereka bergantian berorasi dan mencoba menerobos meminta masuk ke gedung DPRD untuk menyampaikan aspirasinya.
Terjadi beberapa kali cek cok mulut dan aksi dorong-dorongan antara pengunjuk rasa dengan petugas kepolisian.
Namun, Kepala Polresta Tasikmalaya Aszhari Kurniawan yang berada di lokasi berniat ingin menenangkan pendemo sudah tak didengar oleh ribuan mahasiswa yang terus merangsek masuk gedung dewan.
Sampai akhirnya ribuan mahasiswa itu memasuki halaman dan ruang sidang gedung dewan yang berada di lantai 2 tersebut dengan teriakan Revolusi, Revolusi, Revolusi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.