Hantaman pandemi sejak 2020, diakui menjadi pukulan berat bagi para pengusaha jasa penyeberangan Nunukan – Tawau.
Dari empat agen dan pengusaha kapal di Nunukan, satu di antaranya sudah gulung tikar karena tidak mampu bertahan.
"Memang berat pandemi ini. Aturannya kalau ABK, kerja tidak kerja harus tetap digaji, sementara pemasukan tidak ada. Masalah perawatan kapal juga harus difikir, itu alasan mengapa ada yang gulung tikar," katanya lagi.
Baca juga: Hari Pertama Pembukaan Pintu Perbatasan Malaysia, Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Nihil Penumpang
Saat ini, ada enam armada kapal penyeberangan Nunukan–Tawau yang siap beroperasi.
Hanya saja, Pemerintah masih merekomendasikan tiga kapal di tahap evaluasi, sembari melihat situasi dan kondisi untuk kebijakan lanjutan terkait masalah penyeberangan lintas batas Negara ini.
Terpisah, Kepala Kantor Imigrasi Nunukan, Washington Saut Dompak mengatakan, keberangkatan ke Malaysia terbilang jauh lebih banyak ketimbang kedatangan.
"Kita mencatat kedatangan ke Nunukan baru empat WN Malaysia sejak pintu perbatasan dibuka. Berbeda dengan pemberangkatan, sudah sekitar 60 orang lebih," katanya.
Baca juga: Malaysia Buka Pintu Perbatasan, Pelintas Harus Punya Asuransi Senilai Rp 80 Juta
Para WNI yang ke Tawau – Malaysia, rata rata memiliki keluarga disana. Mayoritas mereka beralasan melepas rindu setelah lebih dua tahun pintu perbatasan ditutup demi penanggulangan Covid-19.
"Semua yang ke Malaysia dari Nunukan, tujuannya wisata. Karena kalau PMI, Malaysia belum membuka slot untuk pekerja kita," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.