Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Peduli Kerukunan Budaya Sunda-Jawa, Kang Emil Siap Bantu Penerjemahan Kitab Babad Pajajaran

Kompas.com - 07/04/2022, 18:46 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyatakan, pihaknya siap membantu budayawan asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa dalam menerjemahkan kitab Babad Pajajaran dari bahasa Jawa kuno ke bahasa Latin dan Indonesia.

Menurutnya, penerjemahan buku antik milik Butet Kartaredjasa itu sangat penting guna mengetahui sejarah pasti dari hubungan kultural antara Sunda dan Jawa.

“Upaya ini juga dimaksudkan untuk menjaga kesejukan budaya menjelang hajat demokrasi 2024,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (7/4/2022).

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat mengunjungi kediaman Butet Kartaredjasa di Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (6/4/2022).

Baca juga: Kang Emil Paparkan 3 Syarat Indonesia Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi Terbesar Ke-4 Dunia

“Ini adalah tahap dua (kerja sama) dengan non-government. Wujudnya community to community," ujar Kang Emil.

Ia mengatakan, kerja sama budaya Jabar–DIY sudah dimulai dengan saling kunjung antargubernur masing-masing daerah pada Desember 2021.

Adapun kunjungan tersebut diawali dengan sowan atau berkunjungnya Kang Emil yang dibalas dengan napak tilas Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X sekaligus pertemuan budaya di Kota Bandung.

Kini di awal 2022, Kang Emil menyatakan, pihaknya ingin memperkuat jalinan kerja sama antara Jabar dan DIY.

Baca juga: Jabar Punya Slogan Baru, Ridwan Kamil: Tingkatkan Infrastruktur Fisik dan Spiritual

"Pada 2022 seiring surutnya Covid-19, kami ingin ada kerja sama kegiatan antara seniman Yogyakarta dan Jabar. Secara konkret ada cerita tentang Pajajaran dalam satu kitab yang belum tahu isinya apa, karena berbahasa Jawa kuno,” jelasnya.

Oleh karenanya, Kang Emil kembali menegaskan bahwa pihaknya siap membantu penerjemahan kitab Babad Pajajaran menjadi literasi sejarah nusantara yang ditulis dalam bahasa latin dan Indonesia.

“Dan nanti kami carikan bentuk ekspresi kebudayaannya. Mudah-mudahan dialog budaya ini bisa mencairkan suhu politik. Berita politik panas kami, Yogyakarta-Jabar di tengah saja agar seimbang,” katanya.

Baca juga: Profil Provinsi Jawa Barat: Pemerintahan, Geografi, Demografi, Kebudayaan, dan Potensi Wilayah

Respons positif Butet

Menanggapi niat baik Kang Emil, Butet Kartaredjasa memberikan respons positif akan dukungan penerjemahan kitab Babad Pajajaran dalam bahasa Latin dan Indonesia.

Selain momentum membuka sejarah antara Jawa dan Sunda, kata dia, hal ini juga dapat mencairkan sisa-sisa pertikaian masa lampau.

“Hal itu membuat pelaku sastra Jawa akan semakin bergairah dalam menciptakan karya di tengah pandemi Covid-19. Tentu ini akan melibatkan kawan-kawan dari sastrawan atau mungkin penyair untuk menarasikan dalam bentuk prosa,” ucap Butet.

Dengan adanya terjemahan tersebut, ia berharap, orang Jawa dan Sunda bisa membaca nilai-nilai kearifan budaya dari isi kitab yang ditulis oleh para pujangga Jawa di masa lalu itu.

Baca juga: Catatan Hitam Hubungan Majapahit dan Pajajaran

Pada kesempatan itu, Butet mengaku terkejut dengan kedatangan Gubernur Jabar sekaligus kawan lamanya. Seperti diketahui, perjumpaan terakhir antara Butet dan Kang Emil sudah cukup lama.

"Surprise atau terkejut banget saya kedatangan tamu Kang Emil, kawan lama saya sebelum jadi pejabat. Sebagai sesama orang seni, beliau ini arsitek," ujarnya.

Menurut Butet, pertemuannya dengan Kang Emil mencetuskan hal inspiratif tentang rekonsiliasi kultural Jawa dan Sunda. Apalagi jika mengingat sejarah dan mitos, ada ketegangan dua kultur antara Jawa dan Sunda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com