"Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri itu sangat berpengaruh. Sebab remaja putri harus disiapkan kandungan sejak dini, supaya menjadi tempat yang baik bagi pertumbuhan calon-calon bayi sedari kandungan. Jika ibunya sehat, pasti melahirkan bayi yang sehat," tuturnya.
Ia mengingatkan bahwa faktor kesehatan dan non kesehatan harus berjalan paralel. Sehingga selain makan makanan yang bergizi juga harus memperhatikan sanitasi.
"Jadi kalau pun makan makanan bergizi, tetapi kalau lingkungan tidak bersih, pasti anak bisa stunting," ucap Petrus.
Baca juga: Tekan Angka Stunting, Bupati Sikka Akan Beri Makan 150 Anak Selama 180 Hari
Untuk menekan angka sunting, Petrus menuturkan, pemkab harus melakukan aksi konvergensi berupa mengidentifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi,
Kemudian menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi gizi, serta menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.
Selanjutnya memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi, memastikan ketersediaan dan fungsi kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksaaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa, serta meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi d tingkat kabupaten/kota.
Baca juga: Angka Stunting di Sikka NTT Turun dalam Tiga Tahun Terakhir
Selain itu, mengukur pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota dan melakukan reviu kinerja program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir.
Pada tahun 2021, lanjut Petrus, angka stunting di Manggarai Barat sebenarnya sudah menurun yakni 17 persen pada Februari 2021.
Kemudian turun lagi menjadi 15 persen pada Agustus 2021.
Untuk tahun 2022, pihaknya menargetkan 17 persen prevalensi stunting di Manggarai Barat.
Sementara sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), prevalensi stunting turun di angka 9 persen pada 2026.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.