Dia menyebut, pedagang yang masuk ke Pasar Pucangsawit, jika tidak memiliki usaha lain di luar justru merugi.
Karena, kondisi pasar yang sepi membuat pedagang tidak ada pemasukan. Padahal, mereka juga harus membayar retribusi pasar.
Pernah ada pedagang lain yang berencana dipindahkan ke Pasar Pucangsawit. Namun, setelah mereka melihat kondisi pasar yang sepi, akhirnya tidak mau pindah.
"Dulu ada pedagang yang mau dibawa ke sini. Setelah melihat ke sini mereka tidak jadi ke sini. Karena kondisi pasar yang sepi," terang dia.
Lurah Pasar Pucangsawit Solo Sri Harjono mengatakan, baru setahun menjabat Lurah Pasar Pucangsawit.
Pada saat dirinya masuk kondisinya sudah sepi pembeli maupun pedagang.
Baca juga: Semarak Kampung Ramadhan Digelar di Solo, Ini Harapan Gibran
"Sekarang sudah bertambah yang berjualan," kata Sri Harjono.
Pasar Pucangsawit memiliki sebanyak 68 kios terdiri 54 kios di lantai bawah dan 14 kios di lantai atas serta 40 los.
Pasar Pucangsawit menjual berbagai kebutuhan pokok, jasa dan onderdil kendaraan.
Sri Harjono mengatakan, berdasarkan data jumlah pedagang yang sampai sekarang aktif berjualan di Pasar Pucangsawit ada sekitar 40 orang.
Mengenai sepinya pembeli maupun pedagang, kata Sri Harjono, karena banyak warga terutama di bantaran Sungai Bengawan Solo yang direlokasi.
"Itu dengar-dengar dari pedagang dari awal berjualan di sini sepinya pembeli itu karena dampak dari relokasi penduduk di bantaran Sungai Bengawan Solo. Dulu sebelum relokasi sempat ramai pasar ini," terang dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.