Saat ini, kasus pembunuhan prajurit TNI dan istrinya di Yalimo tengah diselidiki kepolisian setempat.
Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D. Fakhiri.
"Memang benar anggota Polres Yalimo sedang menyelidiki meninggalnya pasutri yang ditembak dan dianiaya hingga meninggal, Kamis pagi (31/3). Belum dipastikan siapa pelaku penyerangan yang juga menyebabkan anak kedua korban terluka jarinya," ucapnya, Kamis, dilansir dari Antara.
Fakhiri menjelaskan, dirinya sudah memerintahkan Direktur Direktorat Kimininal Umum Polda Papua untuk mengirim penyidik ke Elelim guna membantu Polres Yalimo mengusut kasus tersebut.
Ketika ditanyai soal pelaku penyerangan apakah kelompok bersenjata di Papua, Fakhiri mengaku masih menunggu hasil penyelidikan.
"Kami masih tunggu hasil penyelidikan yang dilakukan anggota,” ungkapnya.
Pengamat intelijen dan pertahanan, Stanislaus Riyanta, menyampaikan pandangannya soal dugaan penggunaan AK-47 dalam penyerangan tersebut.
Menurutnya, senjata itu kerap dipakai oleh kelompok-kelompok separatis maupun kelompok anti pemerintah.
“Di Indonesia, itu bukan senjata organik TNI,” bebernya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/4/2022).
Stanislaus menjelaskan, ada banyak kasus kepemilikan senjata di Papua.
Senjata-senjata tersebut didapatkan dari membeli lewat kelompok lain maupun penyelundupan.
Bahkan, ia menyebutkan, senjata-senjata itu ada yang diperoleh dari kelompok Abu Sayyaf di Filipiina.
“Banyak sumber untuk memiiki senjata,” bebernya.
Oleh karena itu, Stanislaus berpesan kepada pihak berwajib agar mengungkap dari mana senjata tersebut berasal.
Baca juga: Jenazah Prajurit TNI dan Istrinya yang Tewas Dianiaya OTK di Yalimo, Diterbangkan ke Surabaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.